News - Pahlawan Nahdlatul Ulama (NU), di samping pejuang gerilya nasionalis lainnya, berperan besar pada masa penjajahan. Hingga saat ini setidaknya ada 12 tokoh NU pahlawan nasional, mulai dari KH Hasyim Asyari sampai KH Idham Chalid.

Perjuangan para pahlawan Nahdlatul Ulama tidak hanya melalui konfrontasi fisik, melainkan juga lewat dakwah. Dalam Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan Walisongo, Vol. 24 No.2 (2016) disebutkan, dakwah NU menjadi salah satu katalisator menghimpun kekuatan untuk melawan penjajah.

Perjuangan lewat dakwah ini menjadi bagian mempertahankan ideologi agama dan nasionalisme sebagai perwujudan cinta tanah air.

Saat itu, anjuran agama yang disampaikan para kiai NU menjadi rujukan untuk dijalankan umat. Sampai akhirnya, para kiai NU merumuskan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. Pesan di dalamnya menjadi pemantik semangat para santri yang tergabung dalam laskar Hizbullah dan laskar Sabilillah untuk bersama-sama melawan penjajah.

NU telah memberikan kontribusi dan peran besar dalam upaya merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa melalui bingkai Negara Kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI). Maka itu, tidak berlebihan jika pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk tokoh NU yang dinilai berkontribusi bagi bangsa.