News - Setelah melihat apel terjatuh dari tangkainya, Isaac Newton menemukan hukum gravitasi. Ia lahir secara prematur pada 4 Januari 1643 di Lincolnshire, Inggris. Pada usia 18 tahun, ia belajar di University of Cambridge. Dalam benaknya, gravitasi merupakan hukum alamiah tarik-menarik dari setiap benda/partikel materi yang ada di alam semesta yang terjadi karena massa (berat). Secara sederhana, terjatuhnya apel yang dilihat Newton itu terjadi karena bumi memiliki gaya tarik lebih besar dibandingkan gaya tarik apel.
Melalui hukum gravitasi inilah manusia akhirnya paham mengapa mereka dan pelbagai benda lainnya tak terhempas ke luar angkasa meski bumi berbentuk bulat dan berputar 1.670 kilometer per jam pada porosnya, serta berputar 107.826 kilometer per jam relatif terhadap matahari.
Meski demikian, sebagaimana diungkap Brian Cox dan Jeff Forshaw dalam Why Does E=mc2 and Why Should We Care? (2009), Newton gagal mengungkap cara kerja sesungguhnya gravitasi dan hubungan dengan massa. Misalnya, jika gravitasi hanya dipengaruhi massa, mengapa dua benda yang diletakkan bersebelahan tak bertubrukan? Dan dalam tataran yang lebih luas, gravitasi ala Newton tak bisa dijadikan patokan presisi untuk memahami, misalnya, keberadaan bulan atau saturnus di tempatnya masing-masing.
Dua abad kemudian, celah terbesar dalam pemikiran Newton akhirnya dipecahkan oleh Albert Einstein. Melalui pemikiran termahsyurnya bertajuk relativitas umum, Einstein menyebut bahwa gravitasi bukanlah gaya tarik-menarik antar benda/partikel di alam semesta, melainkan fenomena melengkungnya geometri ruang-waktu empat dimensi--sebagai tempat berpijak semua benda di alam semesta.
Dan ruang-waktu itu melengkung atas "perintah" energi (tidak selalu massa) benda/partikel. Lalu, seakan menciptakan hubungan simbiosis, ruang-waktu yang melengkung itu "memerintahkan" bagaimana energi benda/partikel bergerak. Artinya, apel yang dilihat Newton terjatuh dari tangkainya ke tanah atau terperangkapnya manusia di bumi bukan terjadi karena bumi memiliki gaya tarik lebih kuat, tetapi ruang-waktu yang dibengkokkan bumi memaksa benda/partikel yang ada di sekitar bumi jatuh ke dalam bengkokan ruang-waktu bumi yang disebut geodesik.
Merujuk paparan Cox dan Forshaw, kunci dari relativitas umum adalah hadirnya "makhluk spesial" yang hidup di dalam tubuh gravitasi bernama kecepatan cahaya, yang dalam ruang hampa dapat melesat sejauh 299.792.458 meter per detik. Kecepatan yang menurut Einstein aneh bisa eksis di dunia.
Namun jika dilihat dari perspektif alam semesta (galaksi, misalnya), kecepatan cahaya sebetulnya lambat. Saking lambatnya, ujar David Helfand, ahli astronomi dari Columbia University, "kecepatan cahaya yang dikandung gravitasi) membuat alam semesta bagaikan sebuah buku, di mana kamu dapat membolak-balik lembaran buku semaumu untuk mengetahui apa yang terjadi sepuluh miliar tahun lalu."
Kerja membuka lembaran masa lalu semesta inilah yang kiwari tengah dilakukan James Webb Space Telescope.
Terkini Lainnya
Mimpi yang Terintang dan Olok-olok
Membolak-balikkan Lembaran Alam Semesta
Artikel Terkait
NASA Rilis Foto "Alam Semesta" dari Teleskop James Webb Space
Teleskop Luar Angkasa Berevolusi Demi Mengungkap Rahasia Langit
Populer
Krisis Global: Upaya Indonesia di Tengah Tragedi Kerusakan Bumi
Kemendag: Shoptokopedia Jadi Pengganti TikTok Shop
Kualitas Strategi STY, Kunci Timnas U-23 Atasi Taeguk Warriors
Mendag Minta Masyarakat Maklum Bila Harga Pangan Naik
Nasdem Resmi Nyatakan Bergabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
UKT Capai Rp9 Juta, Calon Mahasiswa Baru Unsoed Minta Keringanan
Prabowo-Gibran Beri Sinyal Tak Rangkul Semua Partai, Rugi Dong!
Duit Korupsi SYL Dinikmati Keluarga, Akankah Kena Jerat Hukum?
Flash News
Ingin Kerja sama dengan Prabowo, PKB Disebut Kembali ke Habitat
Penonaktifan NIK Jakarta Buat Pendatang Baru di Kota Bekasi Naik
Perasaan STY Campur Aduk, Indonesia Menang tapi Korsel Kalah
Gelora: PKS Akan Ditinggalkan Pendukungnya Bila Gabung Prabowo
Ribuan Buruh Akan Gelar Aksi May Day 2024 di Istana Negara
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp104,7 Triliun hingga Maret 2024
Menpora Harap Timnas Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Dengarkan Keluhan Masyarakat
Disdukcapil DKI Ungkap Penonaktifan NIK Berdampak ke BPJS
Interpol Terbitkan Red Notice Tersangka TPPO Mahasiswa ke Jerman
Bursa Cagub Jakarta dari PDIP: Ahok hingga Andika Perkasa
Prediksi Aston Villa vs Chelsea EPL 2024, Skor H2H, Live TV Apa?
Kisah Dokter Wisnu yang Hilang di Laut Lombok
Jadwal New England vs Inter Miami MLS 2024 Live di Mana?
Apakah Timnas Indonesia Pernah Lolos Olimpiade?