News - Bank Indonesia (BI) diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada hari ini, Rabu (21/2/2024).
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, mengatakan BI Rate dipertahankan di level 6 persen dengan pertimbangan kondisi perekonomian secara global dan juga domestik.
Menurut Bhima, isu resesi di negara maju seperti Jepang dan Inggris, mempengaruhi aliran modal asing khususnya di pasar surat utang. Dari dalam negeri, rupiah juga terpantau melemah 2,35 persen terhadap dolar AS dalam enam bulan terakhir.
“Tantangan ke depan dari sisi eksternal sepertinya masih akan menjadi concern pengambil kebijakan moneter,” kata Bhima kepada reporter Tirto, Rabu (21/2/2024).
Bhima menilai BI belum memiliki sinyal untuk menurunkan suku bunga, lantaran belum adanya tanda-tanda penurunan suku bunga dari The Fed.
“Belum ada, menunggu The Fed turunkan suku bunga bertahap juga baru BI menyusul,” ucap Bhima.
Sementara itu, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky menilai BI perlu mempertahankan BI Rate di level 6 persen. Menurutnya, The Fed tidak akan menurunkan suku bunga kebijakannya dalam waktu dekat.
“Kami [LPEM FEB UI] menilai BI sebaiknya mempertahankan BI Rate di level 6 persen bulan ini untuk menjaga stabilitas nilai tukar,” ucap Teuku dalam risetnya.
Lebih lanjut, menurut Teuku, inflasi tetap terjaga mendekati target baru sebesar 2,5 persen, dengan tekanan inflasi terdekat kemungkinan berasal dari kenaikan pengeluaran pada beberapa libur akhir pekan panjang dan harga menjelang musim Ramadan.
Meskipun sedikit terdepresiasi selama sebulan terakhir, rupiah kini berada pada kisaran Rp15.650 per dolar AS setelah pemilu.
Dari sisi eksternal, The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakannya dan mengindikasikan penurunan suku bunga kemungkinan akan ditunda.
Meskipun tidak ada tekanan dari inflasi, menjaga perbedaan imbal hasil yang memadai antara obligasi pemerintah Indonesia dan obligasi AS sangat penting. Hal itu untuk mencegah arus keluar modal dan menjaga nilai tukar rupiah tetap terkendali.
“Mempertahankan BI Rate mungkin merupakan sikap paling bijak dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) mendatang,” ujarnya.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Bank Indonesia Menaikkan Suku Bunga Acuan Menjadi 6,25 Persen
Jepang Naikkan Suku Bunga Acuan, BI Sebut Tak Berdampak ke RI
BI Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
Jurus Bos BI Cari Celah Turunkan Suku Bunga di Semester II 2024
Populer
Dari Polemik ke Buah Manis UU Pemajuan Kebudayaan
PDIP Hitung Kekuatan Wujudkan Hak Angket usai Kalah di MK
Krisis Cadangan Nikel Membayangi Industri Kendaraan Listrik RI
Melempem Atur Travel Bodong, Keselamatan Penumpang Jadi Taruhan
Seruan Tauhid dalam Teks Tua di Nusantara Periode Hindu-Buddha
Yusril Soal Tiga Hakim MK Dissenting Opinion: Bisa Dikritisi
JPU Ungkap Ada Transaksi Mencurigakan ke Pegawai PN Semarang
Hoaks Iklan Obat Nyeri Tulang dan Sendi Mencatut Zaidul Akbar
Flash News
Prabowo dan Gibran Sambangi Presiden Jokowi di Istana Malam Ini
Sakit Hati Pada Ibu Korban, Bocah 7 Tahun Dibunuh Tantenya
Polisi: Meski Telah Minta Maaf, Kasus Galih Loss Tetap Diproses
KPK Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli Tahanan Rutan
Mendag Optimistis Harga Bawang Merah Kembali Normal Pekan Ini
Sinyal PKB Merapat ke Prabowo-Gibran: Memiliki Visi yang Sama
Nasdem dan PKS Bahas Opsi Usung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta
PKS dan Nasdem Bahas Opsi Gabung Prabowo-Gibran atau Oposisi
Foto Prabowo-Gibran Laris Manis di Solo, Dijual Rp150 Ribu
BI Optimistis Rupiah Menguat Jadi Rp15.800 pada Kuartal IV-2024
Daftar Tim Lolos Piala Dunia Futsal 2024: Thailand In, Vietnam?
Siapa Pelaku Penikaman Uskup di Gereja Sydney & Apa Motifnya?
Daftar Pemain Jakarta Pertamina Pertamax di Proliga 2024 & Nomor
Kondisi Parto Patrio yang Dibawa ke RS, Sakit dan Operasi Apa?