News - Buta warna adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan melihat perbedaan antara warna-warna tertentu. Meski umumnya kondisi ini merujuk pada ketidakmampuan dalam mengenali warna, ada beberapa jenis buta warna.

Artinya, kondisi buta warna pada semua orang tidak seragam. Contohnya ada buta warna parsial, buta warna merah-hijau, buta warna biru-kuning, hingga buta warna total.

Laman Colour Blind Awareness mencatat, buta warna sering disebabkan oleh perubahan pada urutan kode genetik yang diwariskan dari orang tua. Namun, selain faktor genetik, penyebab buta warna juga bisa dipicu oleh faktor lain.

Buta warna bisa terjadi akibat kerusakan fisik maupun kimia pada mata, saraf optik yang rusak, atau kerusakan di bagian otak yang mengatur informasi warna. Beberapa penyakit seperti diabetes, sclerosis multiple, dan beberapa gangguan hati, serta berbagai penyakit mata lainnya, juga dapat menyebabkan penurunan kapasitas mata mengenali warna.

Jenis Tes Buta Warna dan Cara Kerjanya

Sebagian besar pemeriksaan untuk cek buta warna hanya memerlukan waktu beberapa menit. Namun, ada juga tes buta warna yang lebih kompleks dan memakan waktu hingga 20 menit. Pemeriksaan buta warna yang kompleks umumnya diterapkan untuk kasus khusus.

Semua jenis tes buta warna bersifat non-invasif dan tidak menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Pemeriksaan mata untuk mengidentifikasi buta warna hanya dilakukan dengan melihat bahan cetak atau layar komputer.

Merujuk laporan Cleveland Clinic, tes buta warna yang paling umum adalah menggunakan piringan warna atau Pseudoisochromatic Plates Test.

Tes buta warna itu memerlukan kemampuan untuk membedakan angka atau simbol dari latar belakangnya. Gambar dan latar belakang pada piringan warna terdiri dari lingkaran-lingkaran kecil atau titik-titik.

Dalam menjalani pemeriksaan buta warna, kemampuan peserta tes mengenali warna dan nuansa tertentu penting agar ia bisa memisahkan angka atau simbol tersebut dari detail di belakangnya.