News - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, menyebut harga bawang putih dan merah mengalami kenaikan akibat adanya banjir di wilayah sentra produsen. Namun, menurut dia, efek dari banjir dan kenaikan harga tersebut akan kembali normal dalam satu minggu.

"Kemarin banjir sebentar itu, kalau banjir ya sudah, paling seminggu lagi sudah normal," kata Zulkifli saat konferensi pers setelah acara Halal Bihalal di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Dalam hal ini, dia menepis akan melakukan impor bawang merah untuk stabilisasi stok di pasar dan mengembalikan harga sesuai harga acuan. Zulkifli menilai Indonesia masih bisa menanam bawang merah untuk mencukupi kebutuhan.

"Enggak ada impor, tidak ada impor bawang merah, bawang merah kita bisa menanam, kalau ada impor kita sikat," kata Zulkifli.

Di sisi lain, Menteri Perdagangan itu juga menyoroti bahwa kelangkaan yang terjadi pada gula pasir di retail modern diakibatkan karena baru memasuki musim giling di tingkat petani.

"Ini lagi masuk musim giling, saya kira seminggu lagi sudah kelar," kata dia.

Ketua Umum DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI), Abdullah Mansuri, juga menilai harga bawang merah cukup tinggi.

IKAPPI melihat bahwa ada kegagalan produksi di beberapa titik wilayah sentra sehingga menyebabkan pasokan tidak sebanyak sebelumnya.

Dalam panel harga di Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Kamis (25/4/2024) hari ini, harga bawang merah menembus Rp53.650 per kilogram (kg) dan harga bawang putih menembus Rp43.720 per kg.

Sebagai informasi, bawang merah memiliki harga acuan pemerintah (HAP) di tingkat konsumen sebesar Rp36.500-Rp41.500 per kg.

Di sisi lain, Satgas Pangan juga menjabarkan hasil pemantauan kenapa gula kristal mengalami peningkatan harga. Hasilnya menunjukkan karena akhir 2023 sempat terjadi keterlambatan realisasi Impot dikarenakan harga gula internasional yang tinggi dan tidak sesuai dengan harga penjualan di dalam negeri.

Kemudian, terjadinya kekosongan di retail modern akibat libur panjang, sehingga produsen/pedagang tidak melayani pemesanan atau preorder. Selain itu, pelaku usaha menunggu keputusan fleksibilitas harga karena terjadi gejolak yang tinggi.

"Tapi musim giling tebu akan terlaksana di bulan Mei, Juni, dan Juli," tutur Whisnu.