News - Membalut luka merupakan pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat seseorang terluka.

Luka menyebabkan desintegrasi dan discontuinitas dari jaringan kulit. Sebagai akibatnya fungsi kulit dalam memproteksi jaringan yang ada di bawahnya menjadi terganggu.

Kulit sama seperti baju yakni memberikan perlindungan bagi jaringan yang ada di bawahnya dari paparan secara fisik, mekanik, biologis maupun kimiawi dari lingkungan eksternal.

Oleh karena itu, tujuan utama dari balutan luka (wound dresssing) adalah menciptakan lingkungan yang kondusif dalam mendukung proses penyembuhan luka.

Seperti baju yang memiliki ukuran, corak, dan warna, balutan luka (wound dressing) bersifat individual bergantung pada karakteristik dari luka itu sendiri.

Dalam "Modul Perawatan Luka" disebutkan beberapa alasan mengapa luka perlu dibalut, di antaranya:

  • Menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.
  • Mendukung rasa nyaman bagi pasien.
  • Untuk melindungi luka dan kulit sekitarnya.
  • Untuk mengurangi nyeri.
  • Mempertahankan temperatur luka.
  • Mengontrol dan mencegah perdarahan.
  • Mengontrol dan mencegah bau.
  • Menampung eksudat.
  • Untuk mencegah pergerakan pada bagian tubuh yang cedera.
  • Memberikan ‘compressi’ pada perdarahan atau statis vena.
  • Mencegah dan mengatasi infeksi pada luka.
  • Mengurangi penderitaan saat terluka.
Dikutip laman Dinkes Provinsi Kalbar, ada berbagai jenis luka yang mungkin membutuhkan penanganan berbeda.

Untuk luka yang berupa lecet kecil atau goresan, biasanya tidak memerlukan perban.

Namun, pada luka yang lebih dalam dan besar, seperti luka terbuka, perlu pembalut luka sebagai pertolongan pertama untuk menghentikan perdarahan, sambil menunggu bantuan medis. Apalagi jika luka mengeluarkan darah yang cukup banyak.

Menutupi luka di kulit juga bertujuan membantu mengontrol pendarahan dan melindungi dari infeksi.

Pembalut umumnya terbuat dari kain kasa atau kain yang dapat ditempelkan langsung pada luka untuk menyerap darah dan cairan lainnya. Perban kain menutupi pembalut dan menahannya di tempatnya.

Karenanya, perlu mengetahui cara membalut luka yang benar agar tak kehilangan banyak darah, berikut ulasannya dilansir laman Saint Lukes:

1. Bersihkan lukanya

Kenakan sarung tangan atau gunakan pelindung lain untuk menghindari kontak dengan darah korban.

Bersihkan luka dengan sabun lembut dan air. Oleskan sedikit antibiotik topikal jika diinginkan.

Tempatkan pembalut bersih di seluruh luka. Pembalut kasa membiarkan udara masuk untuk penyembuhan lebih cepat.

Balutan antilengket memiliki permukaan khusus yang tidak akan menempel pada luka.

Jika darah merembes melalui pembalut, letakkan pembalut lain di atas pembalut pertama.

2. Tutup perban

Bungkus kasa rol atau strip kain di atas pembalut dan di sekitar luka beberapa kali.

Perpanjang perban setidaknya satu inci di luar kedua sisi pembalut.

Jangan membalut perban terlalu kencang sehingga mengganggu aliran darah ke jaringan sehat.

3. Amankan perbannya

Ikat atau rekatkan perban pada tempatnya.

Jangan kencangkan perban agar jari tangan atau kaki tidak menjadi pucat atau biru.

4. Periksa sirkulasi

Periksa sirkulasi di area di bawah perban setelah beberapa menit atau setelah beberapa jam. Jika sirkulasi buruk, kulit mungkin terlihat pucat atau biru atau terasa dingin.

Tanda-tanda sirkulasi yang buruk juga termasuk mati rasa dan kesemutan.

Jika sirkulasi berkurang, segera kendurkan perban. Jika gejala berlanjut, cari bantuan medis.

Selain cara membalut luka, pahami pula cara melepas dan mengganti perban yang lengket di luka.

Luka terbuka biasanya akan basah dan sangat mungkin membuatnya lengket pada permukaan kasa.

Perban luka perlu diganti setiap hari atau bahkan beberapa kali dalam sehari jika perban tampak basah.

Cara ini mencegah perban menjadi lengket ke luka, sekaligus menjaganya tetap kering dan bersih.

Infografik SC Membalut Luka dengan Benar

Infografik SC Membalut Luka dengan Benar. News/Quita

Untuk mengganti perban luka, ada beberapa cara dan langkah yang perlu kita ikuti, yaitu:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan sarung tangan khusus untuk mencegah infeksi.
  • Lepaskan plester yang merekat pada kasa dan angkat balutan kasa dengan hati-hati.
  • Cara melepas perban yang lengket di kulit adalah dengan membasahinya memakai air hangat.
  • Buang plester, kasa, dan sarung tangan yang telah dipakai ke dalam kantung plastik tertutup.
  • Potonglah kasa steril seukuran luka, kemudian tutup lukanya.
  • Tempelkan perekat agar penutup luka tidak bergeser.
  • Selain memahami cara mengganti perban, pastikan menempatkan perlengkapan luka kita di tempat yang steril.
Proses penyembuhan luka bervariasi, tergantung jenis lukanya. Pada luka pascaoperasi misalnya, perlu waktu sekitar 8-12 minggu hingga luka benar-benar mengering dan tidak membutuhkan perban lagi.