News - Seorang pria berlutut di hadapan seorang gadis dengan satu tangan menengadah, mempersembahkan kotak kecil berisi cincin berlian, lantas bertanya, “Maukah kau menikah denganku?”

Romantisme itu terpatri dalam ingatan sepanjang saya mengingat lamaran. Meskipun dalam kehidupan sehari-hari, saya tak pernah melihat yang sepersis itu: berlutut, menengadahkan tangan, lalu menyerahkan cincin. Namun, dalam kehidupan orang lain, terlebih yang berasal dari kelas menengah ke atas, rasanya tak sulit menemukan cerita haru-biru begini.

Siapa sangka romantisme yang terpatri dalam ingatan saya ini adalah buah dari salah satu kampanye pemasaran paling sukses yang telah berusia nyaris seratus tahun. Ada andil perusahaan dagang berlian. Salah satu yang paling gemilang, meski tak mampu bertahan lebih lama: De Beers dari Inggris Raya.