News - Pada 3 Juni 1879, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Bataviaasch Genootschap—Masyarakat Seni dan Sains Batavia) menggelar sebuah pertemuan ilmiah. Turut hadir di situ seorang penekun budaya bernama Karel Frederik Holle. Tak sekadar hadir, kabar yang dia bawa pun turut menyita perhatian anggota Bataviaasch Genootschap.
Holle melaporkan bahwa di suatu tempat di wilayah Kesultanan Kutai telah ditemukan pilar-pilar batu bertulis. Bataviaasch Genootschap lantas menyurati Asisten Residen Kutai untuk mengonfirmasi kabar itu.
Dalam surat balasan tertanggal 9 September 1879, Asisten Residen Kutai memberi kabar bahwa penemuan pilar-pilar batu berinskripsi itu benar adanya. Persisnya, ada empat batu bertulis yang ditemukan di Bukit Berubus di hulu Sungai Mahakam (kini masuk wilayah Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur).
Seturut J.Ph. Vogel dalam “The Yupa Inscriptions of King Mulavarman from Koetei (East Borneo)” (1918), Sultan Kutai saat itu lalu menitahkan untuk menghadiahkan keempat pilar batu bertulis itu kepada Bataviaasch Genootschap.
“Keempatnya tiba sebelum akhir tahun 1880 dan kemudian disimpan di bagian arkeologi Museum Batavia [Kini Museum Nasional Indonesia],” tulis Vogel.
Prasasti Kutai, demikianlah Vogel menyebut keempat tinggalan purbakala itu. Sebagian ahli purbakala menyebutnya Prasasti Muarakaman. Pembaca mungkin lebih familier dengan sebutan Prasasti Yupasebagaimana sering dicantumkan dalam buku-buku pelajaran Sejarah.
Seturut penelusuran Vogel, salinan inskripsi dari prasasti itu lantas dikirim pada ahli epigrafi Hendrik Kern. Lalu, kabar penemuan Prasasti Yupa itu tersiarlah dalam forum Royal Academy of Sciences di Amsterdam pada 13 September 1880.
“Profesor Kern pulalah yang kemudian membuat transkripsi dan terjemahan atas prasasti yang disusun dalam bahasa Sansekerta murni dan diperkirakan berasal dari abad ke-4 Masehi,” tulis Vogel.
Sejak saat itu hingga kini, prasasti-prasasti dari Muarakaman itu tercatat sebagai peninggalan tulisan tertua di Indonesia. Ia menjadi bukti terbitnya fajar sejarah Nusantara.
Terkini Lainnya
Kerajaan Bercorak Hinduisme
Indianisasi
Artikel Terkait
Gedung Arsip Nasional: Oasis Sejarah di Belantara Beton Ibu Kota
Gua Pawon: Jejak Prasejarah di Tengah Kepungan Tambang Kapur
Bendera Pusaka di Momen Proklamasi & Sejarah yang Menyertainya
Dua Teks Proklamasi Lahir pada 17 Agustus 1945 Dini Hari
Populer
Daftar 49 Calon Menteri yang Dipanggil Prabowo ke Kertanegara
Anak Pertama Kaesang Lahir, Diberi Nama Bebingah Sang Tansahayu
Demo Hari Ini di Jakarta, Ribuan Aparat Gabungan Disiagakan
Basa-basi Nasdem Tak Mau Masuk Kabinet Prabowo, Berani Oposisi?
Asap Hitam PLTU Captive Membayangi Mimpi Besar Transisi Energi
Sri Mulyani Akui akan Jadi Menkeu Lagi di Kabinet Prabowo-Gibran
Tarif Ojol Mahal, Siapa yang Diuntungkan?
Budi Gunawan Diberhentikan Jokowi, DPR Siap Uji Kelayakan Calon
Flash News
Giring Mengaku akan Membantu Fadli Zon Urus Kebudayaan Indonesia
Jokowi soal TNI Luka akibat Serangan Israel: Enggak Boleh Itu!
Prabowo akan Tunjuk Trio Wamenkeu untuk Bantu Sri Mulyani
Taufik Hidayat Diminta Prabowo Urus Atlet & Olahraga Indonesia
Noel dan Budi Arie Dipanggil Prabowo, Dudung Fokus ke Pertahanan
Taufik Hidayat Prediksi Skor Timnas Indonesia vs Cina 2-0
Jubir PDIP Pastikan Pramono Tetap Berlaga dalam Pilkada Jakarta
TikTok & Universitas Airlangga Kolaborasi Tangkal Hoaks Pilkada
Soal 16 Menterinya Dipanggil Prabowo, Jokowi: Itu Keberlanjutan
Bambang Pacul Ungkap Ada 3 Faksi di PDIP soal Dukung ke Prabowo
Fahri Hamzah Sebut Dirinya Bakal Berperan di Satgas Perumahan
Polisi Tangkap Babysitter Cekok Anak Asuhnya Obat Penggemuk
Ketum Partai Gelora Anis Matta Diminta Prabowo Jadi Wamenlu
TNI AL Siagakan Sejumlah Kapal Perang saat Pelantikan Presiden
Prabowo Ingin Lantik Kepala BIN Bareng Menteri dan Wamen