News - Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, meyakini PDIP akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju guna mendukung pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
PDIP sendiri diketahui belum menentukan sikap politik usai Pemilu 2024, antara berkoalisi atau memilih jalan oposisi di pemerintahan mendatang.
Saleh mengatakan dalam politik segala kemungkinan selalu terbuka. Ia mengatakan tidak ada kata hitam dan putih dalam politik.
"Apalagi saya lihat Pak Prabowo itu orangnya sangat bersahabat, sangat akomodatif dan terbuka untuk menerima masukan dan saran saran dari semua pihak," kata Saleh di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (26/5/2024).
Ia kemudian menyinggung kedekatan Prabowo dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat berpasangan dalam kontestasi Pilpres 2009 silam. Saleh mengatakan kedekatan itu bisa dihidupkan kembali dalam kondisi perpolitikan sekarang.
"Apalagi mereka pernah maju bersama sebagai capres dan cawapres. Jadi, rekam jejak politik seperti itu saya kira suatu ikatan yang dalam konteks sekarang bisa dihidupkan kembali untuk menambah kedekatan antara Pak Prabowo dan PDIP secara keseluruhan," ucap Saleh.
Saleh tak mempersoalkan bila PDIP memilih berada di garis luar pemerintahan. Ia mengatakan hal itu perlu dilakukan untuk menjadi kekuatan penyeimbang dari pemerintah.
"Kita berharap apa pun keputusan itu tentu keputusan yang terbaik dan kalau misalnya gabung kepada pemerintahan yang ada itu akan memperkuat barisan Pak Prabowo dalam langkah melanjutkan capaian capaian pembangunan sekarang," tutur Saleh.
Dihubungi secara terpisah, Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat, Kamhar Lakumani, mengatakan partainya menghormati sikap politik dari setiap partai politik dalam enentukan sikap politiknya.
Oleh karena itu, kata dia, pihaknya menghormati apa pun yang nantinya menjadi keputusan dan sikap politik PDIP. Menurut Kamhar, menjadi koalisi maupun oposisi memiliki nilai penting yang sama pada konteks pendewasaan dan peningkatan derajat demokrasi.
"Termasuk dalam konteks kehidupan politik berbangsa dan bernegara, mesti ada yang menjalankan roda pemerintahan dan ada pula yang menjadi penyeimbang di luar pemerintahan sehingga terjadi check and balance. Ada kontrol demokrasi terhadap kekuasaan," kata Kamhar kepada Tirto, Senin (27/5/2024).
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, menunda pengumuman sikap PDIP terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Saat ini ia masih melakukan kontemplasi dan menerima masukan dari khalayak.
"Tadi pagi saya baca Kompas, Rakernas akan menentukan sikap, bla, bla. Aku sambil sarapan. Aku bilang enak aja, gue mainin dulu dong!" kata Megawati dalam penutupan Rakernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta, Minggu (26/5/2024).
Megawati juga meminta persetujuan para kadernya untuk tidak mengumumkan sikap politik PDIP dalam Rakernas kali ini.
Dirinya meminta kadernya untuk turun ke akar rumput dan mendengar aspirasi masyarakat. Dia mengancam kepada kadernya yang tak mau turun ke masyarakat untuk keluar dari PDIP.
"Jangan enak-enakan saya sudah bilang, partai ini mau saya jadikan partai pelopor. Kamu yang tidak bekerja untuk rakyat, out!" tegas Megawati.
Dia juga mengancam pimpinan setiap organisasi PDIP yang tak mau turun ke masyarakat dengan hukuman pemecatan. Dia mempersilakan setiap kader PDIP untuk membuat laporan bila menemukan pimpinan PDIP di level DPC hingga DPP yang tak mau turun ke bawah.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Fenomena Parpol Berebut Jokowi: Antara Kepentingan dan Ketakutan
Hujan Pungutan di 2025: Kredit Terancam, Rakyat Makan Tabungan
Cak Lontong Sindir Walk Out Tim RIDO: Kemenangan Kami Tetap Sah
Hasil Rekapitulasi Suara Pilgub Bali: Koster-Giri Unggul Telak
Populer
Yusril Buka Kemungkinan Bahas Lembaga Tunggal Tangani Korupsi
PKB & PDIP Kuasai Jawa Timur, tapi Kenapa Justru Kalah Pilkada?
Ledakan di Kawasan Bulungan Diduga dari Tabung Gas di Spa Winner
Riwayat Palabuhanratu, dari Mitos sampai Tujuan Favorit Vakansi
Kronologi Kebakaran Rumah di Kemayoran Jakarta Pusat
Airlangga Usul BRI & BSI Jadi Bullion Bank, Begini Tanggapan OJK
Grab Siap Beri Data Mitra Pengemudinya untuk Didata Pemerintah
Gubernur Bisa Dicopot Prabowo karena Revisi UU DKJ, Benarkah?
Flash News
LRC-KJHAM Catat Kekerasan terhadap Perempuan Meningkat pada 2024
Pemprov Siapkan 3 Lokasi Pengungsian Korban Kebakaran Kemayoran
Inovasi Pembangunan Kota, APEKSI Luncurkan Buku Praktik Baik
MK Terima 241 Permohonan Sengketa Hasil Pilkada Serentak 2024
Prabowo Akan Hadiri Apel Kasatwil Polri di Akpol Semarang
Mario Dandy Jalani Sidang Perdana Kasus Pencabulan
Natalius Pigai Sebut 50% Asta Cita Prabowo Berisikan Tentang HAM
Polisi: Gas di Spa Winner Sempat Akan Dipadamkan Sebelum Meledak
Kejagung Ajukan Kasasi Atas Putusan Bebas Afung Terkait Timah
Polisi Tangkap 4 Pelaku Penculikan Wanita di Antapani Bandung
Komnas Perempuan: Pinjol Pemicu Baru Terjadinya Kasus Femisida
Pimpinan KPK Keluhkan Kurang Lakunya Lelang Barang Rampasan
Imigrasi Kualanamu Perketat Awasi PMI Ilegal saat Libur Nataru
Prabowo Wajibkan Jajaran Pemerintahannya Gunakan e-Katalog
Ledakan Spa di Jaksel karena Gas Pemanas Air, 7 Orang Luka