News - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang merupakan bagian dari BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID berencana mengembangkan klaster industri aluminium nasional.

Inalum melalui anak usahanya PT Indonesia Aluminium Alloy (IAA) akan memproduksi billet aluminium sekunder berkapasitas cetak 50.000 ton per tahun secara bertahap. Selain itu, berbagai produk aluminium ekstrusi akan diproduksi sebagai produk turunan.

Direktur Operasi dan Portfolio MIND ID, Danny Praditya hal itu ditandai dengan Groundbreaking revamping/Engineering Procurement Contruction (EPC) pabrik peleburan billet aluminium sekunder di Kuala Tanjung, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, pada Rabu (8/12/2021). Proyek revamp dilakukan oleh kerjasama IAA dengan Konsorsium Kontraktor PT Rekayasa Industri dan KSO Asahan Citra Win.

“Inisiatif peningkatan nilai tambah dari proses pengolahan aluminium ini berperan strategis untuk mengembangkan klaster industri aluminium di Indonesia,” kata Danny dalam keterangan tertulis, Selasa (14/12/2021).

Danny mengatakan perusahaannya menetapkan target penyelesaian proyek revamp fasilitas produksi billet aluminium dapat beroperasi penuh pada kuartal IV 2022 dengan target pasar baik domestik maupun global. Kedepannya, lanjut dia, IAA tidak hanya mengembangkan pada hilirisasi saja, tetapi juga industrialisasi aluminium.

Dalam produksinya, IAA akan menggunakan bahan baku skrap yang merupakan proses daur ulang dari barang-barang aluminium bekas.

“Konsumsi energi yang dibutuhkan dalam proses daur ulang aluminium hanya sebesar 5 persen dari aluminium primer (proses elektrolis). Hal ini menjadikan aluminium sebagai bahan yang ramah lingkungan, karena dalam proses daur ulang sama dengan menghemat energi hingga 95 persen.” kata dia.

Danny mengklaim MIND ID sebagai pengelola komoditas mineral Indonesia berupaya mewujudkan mandat yang diberikan pemerintah. Mandat itu mulai dari mengelola sumber daya mineral strategis, hilirisasi dan menjadi perusahaan kelas dunia dengan tetap memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan melalui penggunaan energi terbarukan.