News - Jumlah massa atau pun pelanggan merupakan kunci sukses dari sebuah bisnis hiburan. Sebagai contoh, pasti kalian familiar dengan fenomena stasiun televisi yang mengundang sejumlah mahasiswa dari beberapa kampus untuk meramaikan studio televisi tersebut.
Para mahasiswa ini memiliki tugas esensial. Mereka harus menciptakan interaksi dengan para artis agar terlihat interaksi dua arah yang natural saat acara berlangsung. Di samping itu, para mahasiswa juga ditugaskan menunjukkan kepadatan dalam studio. Kedua hal ini bertujuan untuk menarik perhatian penonton layar kaca agar mau menonton acara tersebut.
Saat tingkat penonton layar kaca meningkat, tentu akan menaikkan rating program. Alhasil, studio televisi dapat lebih mudah mendatangkan sponsor dan iklan dengan nominal fantastis.
Melihat kebutuhan para stasiun televisi yang begitu besar, penonton bayaran menjadi sebuah peluang bisnis yang bisa menghasilkan cuan besar. Kalian bisa coba ketik “penonton bayaran TV” di mesin pencarian, dan muncul salah satu perusahaan yang bergerak di sektor penonton bayaran.
Bahkan, perusahaan tersebut tidak hanya menyediakan penonton untuk acara TV, tetapi juga dapat mengakomodir kebutuhan perusahaan lain yang membutuhkan keramaian.
Semakin banyak yang menonton di studio, tentunya semakin membuat para penonton di rumah penasaran bukan? Inilah yang disebut social proof. Di mana manusia selalu melihat manusia lain sebelum mengambil keputusan.
Belum lagi perbincangan di antara masyarakat juga mendorong pemasaran acara televisi tersebut ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga semakin membuat efek traffic yang berlapis. Itulah bagaimana cara bekerja industri hiburan dan juga media massa. Ini sangat penting dalam mengelola sebuah bisnis.
Terkini Lainnya
Esensi Followers di Era Digital
Mendulang Rupiah
Artikel Terkait
Teddy Djauhari, CV Tropic, dan Distribusi Rekaman Arus Pinggir
Gedung Arsip Nasional: Oasis Sejarah di Belantara Beton Ibu Kota
Jawa Abad ke-19 dalam Dua Lensa Pelancong, Teknologi dan Ritual
Gudeg: Santapan Benci tapi Rindu dan Kisah Upaya Resiliensi
Populer
PDIP Sudah Dukung Prabowo-Gibran sejak Puan Jadi Ketua DPR Lagi
Mahasiswi Untar Diduga Bunuh Diri Loncat dari Gedung Kampus
Menkumham Berjanji Sampaikan Tuntutan Para Hakim ke Kemenkeu
Cenderung Stagnan, Indeks Keyakinan Industri September 52,48
Potret Buram Kondisi Pertanian & Pekerja Tani di Indonesia
Cucu Bung Karno Melaju ke DPR usai Sri Rahayu dan Arteria Mundur
Hashim: Program Prioritas Prabowo Kesempatan Pengusaha Raup Cuan
Pleno DPD Alot, Paripurna Penentuan Pimpinan MPR Ditunda Besok
Flash News
Atasi Tawuran, RK Siapkan Program Micro Library & Car Free Night
Para Hakim Cuti, PN Jaksel Tunda Sidang, PN Jakpus Tunggu Arahan
PDIP Sudah Dukung Prabowo-Gibran sejak Puan Jadi Ketua DPR Lagi
Pimpinan DPR Masih Dapat Rumah Dinas di Widya Chandra & Kuningan
KPK Tangkap 6 Orang dalam OTT di Kalsel, Uang Rp10 Miliar Disita
Istana Bantah Jokowi Tak Menyalami Try Sutrisno saat HUT TNI
Kemenag Pastikan KUA Tolak Melayani Pernikahan di Bawah Umur
Pramono Janjikan Warga Kedoya Jaminan Kampungnya Tak Digusur
Dasco Ungkap akan Ada Badan Aspirasi Rakyat di DPR RI
Kemenag Belum Diajak Bicara soal Pembentukan Kementerian Haji
Kemenag Pilih Tak Intervensi Pesantren soal Kasus Kekerasan
Hakim PN Semarang Tak Ikut Cuti Bersama Perjuangkan Hak
Gerindra Pastikan Keppres Pemindahan IKN akan Diteken Prabowo
Kemenag akan Gelar Religion Festival di Jiexpo pada 9 Oktober
Minus Rumah Dinas, Tunjangan Anggota DPR Bisa di Atas Rp70 Juta