News - Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai, mengusulkan program Rp100 juta per desa demi peduli HAM. Pigai mengeklaim telah memonitor setidaknya 83 ribu kelompok yang tersebar di seluruh desa-desa di Indonesia. Ke-83 ribu kelompok itu akan menerima Rp100 juta per desa demi peduli HAM.
"Dari 83 ribu kelompok di basis perdesaan. Andai kata Rp100 juta per desa, maka butuh Rp8,03 triliun," kata Pigai dalam rapat bersama Komisi XIII DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10/2024).
Merespons itu, Anggota Komisi XIII DPR RI, Yasonna H. Laoly menyatakan keraguan dalam program Rp100 juta per desa demi peduli HAM sebagaimana usulan Pigai. Menurut Yasonna, banyak kepala desa saat ini tengah berurusan dengan hukum karena dana itu rawan dikorupsi.
"Pengalaman dana desa, masih banyak dengan dana-dana desa, masih banyak juga desa yang tertinggal, apa yang terjadi banyak juga kepada desa yang berurusan dengan hukum," kata Yasonna di ruangan rapat Komisi XIII DPR RI.
Mantan Menteri Hukum dan HAM di era kepemimpinan Presiden Jokowi ini menyebut kepala desa yang bersih tidak banyak jika ditelisik lebih jauh. Ia lantas menyinggung banyak kepala desa yang dijadikan alat untuk tujuan tertentu dalam pemilu.
"Jangan dulu lah soal Rp100 juta per desa. Kita ada dulu program kabupaten peduli HAM. Itu saja ditingkatkan, indikatornya diperjelas," ucap Yasonna.
Politikus PDIP itu pun menyarankan Pigai agar meningkatkan program yang sudah berjalan. Ia mendorong kabupaten yang memenuhi indikator diberikan penghargaan. Menurut pria yang juga Ketua DPP PDIP Bidang Hukum, HAM dan advokasi rakyat itu, pelaksanaan program kabupaten peduli HAM akan mendorong pemerintah daerah menggunakan anggarannya melalui kebijakan mendorong kabupaten/kota peduli HAM.
"Bagi yang betul-betul memenuhi indikator yang lebih ketat Itu diberikan reward oleh Kementerian Keuangan. Sama kalau kita, kalau satu kabupaten/kota melaksanakan program ini, dia dapat reward," kata Yasonna.
Yasonna pun memandang, daerah yang dengan angka kekerasan termasuk kekerasan terhadap anak diberikan penghargaan oleh pemerintah. "Sesuai indikator yang barangkali nanti pak menteri buat indikatornya," tutur Yasonna.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Respons Pigai soal Perusahaan yang Belum Pekerjakan Difabel
Perspektif Hak Asasi Manusia bagi Kepariwisataan Indonesia
Duduk Perkara Insiden Berulang di Pulau Rempang Imbas Proyek PSN
Menteri HAM: Amnesti Presiden Mempertimbangkan Aspek Kemanusiaan
Populer
Ketua DPD Saran Gunakan Dana Zakat untuk Biayai Program MBG
Edy Rahmayadi Minta MK Batalkan Kemenangan Bobby-Surya
Untung Rugi RI Beli Minyak Rusia usai Resmi Jadi Anggota BRICS
Era Bakar Uang Meredup, Startup Unicorn Berjuang Agar Tak Lenyap
Fenomena Demam Koin Jagat: Antara Hiburan & Kebutuhan Finansial
Apa Faktor Utama Penyebab Kebakaran di Los Angeles?
Daya Beli Tertekan, Harga Pangan Kian Menggila
Kemendikti Berpeluang Terapkan Skema Ini soal Tukin Dosen
Flash News
Kejagung Tahan Eks Ketua PN Surabaya di Kasus Ronald Tannur
PPPA Dorong Pembatasan Penggunaan Medsos & Gadget untuk Anak
KPK Tahan 1 Tersangka Kasus Korupsi Investasi PT Taspen
Khofifah Dorong Prabowo Terapkan MBG di Sekolah TK Islam
KKP Diminta Tindak Tegas Pembuat Pagar Laut 30 Km di Tangerang
KPK Bantah Hasto Tak Ditahan karena Megawati Telepon Prabowo
PBNU Ungkap Syarat Ketat jika Dana Zakat Biayai Program MBG
Khofifah Undang Prabowo Hadiri Kongres Muslimat NU di Surabaya
Andika Cabut Gugatan Pilkada, Ahmad Luthfi Tunggu Penetapan MK
Wali Kota Jaktim Telusuri Identitas Anak Main Skuter di Jalan
Respons Pigai soal Perusahaan yang Belum Pekerjakan Difabel
Dapur Umum MBG di Bantul Ditargetkan Berjalan Akhir Januari 2025
Kejagung Siap Lindungi Bambang Hero usai Dilaporkan ke Polisi
BPBD Jakarta Minta Publik Buat Turap Mandiri Antisipasi Longsor
Pratikno Akui Penyaluran Makan Bergizi Gratis Belum Merata