News - Wilhelm Conrad Röntgen berusia 40 tahun saat melakukan eksperimen tabung katoda di Universitas Würzburg, Jerman. Di laboratoriumnya itu, Röntgen memanfaatkan tabung katoda untuk mempelajari sifat-sifat sinar yang dihasilkan oleh arus listrik dalam vakum.

Malam itu, musim gugur 1895, ia menemukan fenomena aneh. Sebuah layar berlapis barium platinocyanide yang berada di dekat tabung katoda mulai bersinar. Padahal, tabung itu tertutup rapat dan tidak ada cahaya yang tampak keluar.

Ia juga menyadari bahwa radiasi misterius yang dihasilkan oleh tabung katoda itu mampu menembus beberapa jenis material, seperti kertas, kayu tipis, bahkan daging manusia. Namun, sinar tersebut tidak dapat menerawang benda padat dengan mudah, misalnya logam dan tulang.

Kepada istrinya, Bertha, Röntgen menunjukkan sesuatu seraya menjelaskan, lalu mengambil gambar tangan istrinya menggunakan Sinar X. Hasilnya, citra tulang-tulang tangan Bertha tampak jelas, termasuk cincin yang dikenakan di jarinya. Bertha pun takjub dan nyaris tidak percaya.

Röntgen menyebut sinar radiasi unik itu dengan istilah Sinar X karena sifatnya yang belum diketahui. Penemuannya menjadi revolusioner sebab ia memutuskan untuk menguji pada manusia.

Penemuan Sinar X menjadi titik mula terobosan besar yang mengubah sejarah medis. Sinar tersebut dimanfaatkan untuk melihat struktur tubuh manusia tanpa harus melakukan pembedahan. Diagnosis berbagai kondisi medis pun menjadi lebih akurat, terutama masalah tulang dan penyakit dalam. Sinar tersebut juga bisa diaplikasikan di bidang industri dan penelitian ilmiah.

Yang menarik, mengapa sesuatu yang tidak diketahui selalu disimbolkan dengan huruf x? Tidak hanya pada istilah 'Sinar X', penyematan huruf x juga dapat ditemukan dalam berbagai rumus matematika, misalnya 1 + x = 2.