News - Israel menyerang Iran pada Jumat (25/10/2024) malam hingga Sabtu (26/10/2024) pagi waktu setempat. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menargetkan fasilitas militer Iran.

Militer Israel menyampaikan, pihaknya meluncurkan sejumlah jet tempur untuk menyelesaikan tiga gelombang serangan terhadap pabrik rudal dan lokasi lainnya sebelum fajar menyingsing. IDF juga memperingatkan musuh bebuyutannya ini untuk tidak membalas.

"Jika rezim di Iran melakukan kesalahan dengan memulai babak baru dalam eskalasi, kami wajib merespons," kata militer Israel, dikutip dari Reuters.

Televisi Israel, KAN, melaporkan bahwa pemimpin Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant berada di gedung Kementerian Pertahanan selama serangan tersebut.

Serangan Israel ini merupakan balasan atas serangan Iran pada 1 Oktober lalu. Dalam laporan tersebut juga disampaikan bahwa Israel hanya menargetkan sarana militer dan tidak menyasar fasilitas minyak dan nuklir Iran.

Menurut kantor berita Iran yang dekat dengan Garda Revolusi negara, fasilitas yang menjadi sasaran Israel yakni pangkalan militer di wilayah barat dan barat daya ibu kota Iran. Namun, pusat militer Garda Revolusi Iran di Khuzestan dan Ilam itu tidak mengalami kerusakan.

Iran menyatakan siap membalas serangan rudal yang dilancarkan Israel sejak Jumat malam hingga Sabtu pagi, menurut laporan kantor berita Tasnim.

Hubungan Iran dan Israel memanas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Hamas merupakan kelompok militan Palestina yang didukung Iran dan berbasis di Gaza. Eskalasi kian meningkat lantaran pada 1 Oktober 2024 Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel. Serangan itu menewaskan satu orang di Tepi Barat yang dikuasai Israel. Menurut Iran, serangan di awal Oktober tersebut merupakan balasan atas tindakan Israel sebelumnya.

Respons AS, Inggris, dan Arab Saudi

Amerika Serikat tidak terlibat dalam serangan Israel ke Iran meski Presiden Joe Biden telah mengetahui rencana serangan itu sebelumnya, kata seorang pejabat pertahanan AS.

"Kami memahami bahwa Israel sedang melakukan serangan terarah terhadap sasaran militer di Iran sebagai tindakan membela diri," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS Sean Savett dalam sebuah pernyataan.

Amerika Serikat adalah mitra utama dan pemasok senjata Israel. Namun, Negara Paman Sam menekankan Israel agar tidak menyerang ladang minyak Iran atau fasilitas nuklir Teheran.

Di tempat berbeda, PM Inggris Keir Starmer menyampaikan tanggapan atas serangan Israel ke Iran.

"Saya tegaskan bahwa Israel berhak membela diri terhadap agresi Iran. Saya juga tegaskan bahwa kita perlu menghindari eskalasi regional lebih lanjut dan mendesak semua pihak untuk menahan diri. Iran tidak boleh membalas," kata Keir Starmer.

Senada dengan Inggris, Arab Saudi juga mendesak semua pihak untuk menahan diri sepenuhnya agar mengurangi eskalasi regional.

"Kerajaan Arab Saudi menyampaikan kecaman dan penolakannya atas serangan militer terhadap Republik Islam Iran, yang merupakan pelanggaran kedaulatannya dan pelanggaran hukum dan norma internasional,” isi pernyataan resmi Arab Saudi yang diterbitkan oleh kantor berita negara.

"Kerajaan menegaskan komitmennya yang kuat untuk menolak eskalasi yang terus berlanjut di kawasan ini, serta ekspansi konflik yang dapat mengancam keamanan dan stabilitas negara-negara serta masyarakat di wilayah tersebut."