News - Kedua pasangan kandidat Pemilu Amerika Serikat (AS) saling serang jelang debat perdana pada 10 September 2024 mendatang dan mulai berkampanye tentang masalah ekonomi.
Calon Presiden dari Partai Republik, Donald Trump, menyerang Calon Presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris, dengan menyebut perempuan yang kini menjadi Wakil Presiden AS itu tidak peduli warga kelas menengah AS.
“Ini yang kita ketahui mengenai Kamala Harris. Ia tidak peduli mengenai rakyat Amerika, khususnya orang-orang yang bekerja keras atau warga kelas menengah Amerika. Ia benar-benar tidak memedulikan Anda," kata Trump sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Kamis (5/9/2024).
Sementara itu, tim kampanye Harris menyebut, Trump membuat kelas pekerja merugi. Mereka malah menyatakan Harris pro kelas menengah.
“Membangun kelas menengah akan menjadi tujuan utama kepresidenan saya," klaim kubu kampanye Harris.
Tim kampanye Harris menambahkan bahwa pemerintahan Harris akan membuat harga sembako lebih terjangkau dengan menindak penimbun. Harris juga akan memangkas biaya perumahan dengan menindak perusahaan spekulan.
Sementara itu, Calon Wakil Presiden Partai Republik yang juga pendamping Trump, JD Vance, ikut menyerang Harris. Dalam kampanye ke publik, Vance menyebut memilih Harris sama dengan kehilangan lapangan kerja di AS.
"Pikirkan semua kepentingan pihak-pihak yang berpengaruh, birokrasi yang rusak di negara ini, orang-orang yang menjadi kaya dengan mengalihkan pekerjaan Anda ke Tiongkok. Mereka menginginkan Kamala Harris. Satu-satunya cara untuk mengalahkan mereka dan satu-satunya cara untuk melawan adalah pada pemilu November ini," kata Vance.
Sementara itu, Calon Wakil Presiden dari Partai Demokrat sekaligus pendamping Harris, Tim Waltz, malah menyatakan Partai Demokrat berkomtimen pada pekerja Amerika Serikat. Tim menyebut Trump dan Vance sebagai orang yang akan memanfaatkan pekerja.
"Donald Trump dan JD Vance, mereka punya pikiran yang agak berbeda. Satu-satunya hal yang mereka ketahui tentang para pekerja adalah cara memanfaatkan mereka, cara untuk tidak membayar mereka. Setiap kali mereka mendapat kesempatan, mereka melancarkan perang terhadap para pekerja dan kemampuan untuk melakukan perundingan bersama,” kata Tim.
Sumber: VOA Indonesia
#voaindonesia
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Trump Tidak akan Ikut Pilpres AS Lagi Jika Kalah di 2024
Gen Z Bisa Tentukan Hasil Pilpres AS, Trump atau Kamala Harris?
Trump Enggan Berdebat dengan Kamala Harris di Pilpres AS
Kamala Harris dan Donald Trump Hadiri Peringatan 9/11
Populer
Alasan Nasdem Putuskan Tak Masuk Kabinet Prabowo-Gibran
DANA & GoPay Merespons Teguran Kominfo Terkait Judol
Surat Wasiat Cornelis Chastelein dan Cita-cita Koloni yang Ideal
Tarif Ojol Mahal, Siapa yang Diuntungkan?
Demo Hari Ini di Jakarta, Ribuan Aparat Gabungan Disiagakan
BPOM Hentikan Sementara Produksi Pabrik Diduga Mafia Skincare
Prabowo Temui Jokowi di Solo, Gunakan Pesawat dengan Logo RI
Pemred Floresa Resmi Laporkan Aparat & Jurnalis TJ ke Polda NTT
Flash News
Yusril Benarkan Jadi Menko Hukum dan HAM di Kabinet Prabowo
Survei Indikator: Elektabilitas Dedi-Erwan Tertinggi di Jabar
Azis Syamsuddin Akui Pernah Dilarang Salat Jumat di Rutan KPK
DPR RI Sepakat Bentuk Badan Aspirasi Masyarakat
Heri Hermawan & Dodi Rustandi Muller Divonis Penjara 3,6 Tahun
Maruarar, AHY & Fadli Zon Beri Sinyal Masuk Kabinet Prabowo
ICW: Korupsi Rp56 T, Hanya 7,3 T yang Dikembalikan ke Negara
DPR RI Sepakat Menambah Jumlah Komisi Menjadi 13
Pemimpin Negara Sahabat akan Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran
Muzani Ungkap Prabowo Pilih Lagi Sejumlah Menteri Kabinet Jokowi
Prabowo Panggil Calon Menteri, Ada Natalius Pigai dan Fadli Zon
PN Makassar Tersering Vonis Bebas & Lepas Para Terdakwa Korupsi
Kerangka Manusia Ditemukan di Bangunan Kosong di Rawamangun
Presiden Jokowi Berkenalan dengan Pimpinan MPR 2024-2029
Divpropam Mabes Polri Asistensi Proses Etik Ipda Rudi Soik