News - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyebut pemerintah mempertimbangkan mencari negara-negara penghasil minyak mentah baru seiring dengan konflik geopolitik yang memanas di Timur Tengah.
Arifin menuturkan, sejumlah negara penghasil minyak di Afrika masuk dalam pantauan pemerintah. Secara spesifik, Mozambik yang terletak di Afrika timur menjadi bidikan negara tujuan impor minyak ke Indonesia.
"Mungkin ada yang baru, Mozambik. Kita itu harus jangka panjangnya," kata Arifin kepada awak media saat konferensi pers di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4/2024).
Pemerintah juga membidik peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin, yakni Guyana dan Venezuela. Dua negara tersebut tergorong importir baru untuk Indonesia.
"Kalau lihat dari mapping-nya, kita juga bisa [impor] dari beberapa Afrika. Kemudian juga dari [Amerika] Latin. Venezuela, yang baru Guyana," ujarnya.
Meski demikian, pemerintah tidak hanya mengandalkan impor minyak di tengah gejolak geopolitik. Menurut Arifin, pemerintah juga mendorong produksi minyak dalam negeri, seperti di Blok Cepu, Rokan Dalam, hingga Buton, Sulawesi Tenggara.
"Itu juga jumlahnya cukup,” kata dia.
Sebelumnya, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memperkirakan peningkatan konflik geopolitik antara Iran dengan Israel memberikan dampak terhadap kondisi perekonomian global, termasuk harga minyak dunia.
Harga minyak mentah global terpantau fluktuatif. Pada 15 April 2024, harga minyak mentah jenis Brent melemah 0,18 persen (dtd) ke level 90,29 dolar AS per barel, jauh lebih tinggi jika dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 77,4 dolar AS per barel.
Selain itu, harga minyak mentah jenis WTI turun 0,28 persen ke level 85,42 dolar AS per barel, lebih tinggi dibandingkan posisi 1 Januari 2024 sebesar 71,65 dolar AS per barel.
Dihubungi terpisah, Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual, memproyeksi harga minyak dunia bakal naik menjadi 100 dolar AS per barel akibat konflik Iran dengan Israel. Hal itu akan menyebabkan kenaikan harga BBM nonsubsidi Pertamina menembus Rp16 ribu per liter.
Proyeksi tersebut diperoleh dengan mempertimbangkan posisi Iran sebagai produsen minyak yang penting di dunia. Karenanya, menurut David, harga BBM dalam negeri bakal terdampak jika konflik terus memanas.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Lebanon Darurat Perang, Kemlu Siapkan Rencana Perlindungan WNI
BPS: Konflik Timur Tengah Berdampak Kecil pada Perdagangan RI
Indef Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh di Bawah 5 Persen Tahun Ini
Israel Balik Serang Iran, DPR Desak Pemerintah Aktif Diplomasi
Populer
Kans 2 Jenderal Maju Pilgub Jateng & Rematch Jokowi vs Megawati
Jokowi Mengaku Tidak Tahu Sosok Bandar Judi Online Inisial T
Membayangkan Sayur Asem dan Kerupuk Aci dari New York
Delegasi Bank Dunia Temui Jokowi Bahas Pembiayaan IKN
Menilik Strategi Pj Gubernur Heru Budi Tangani Banjir di Jakarta
MA Tolak Kasasi KPK, Rumah Istri Rafael Alun Dikembalikan
Jasa Teman Curhat, Profesi Bertabur Manfaat yang Makin Berkibar
Hoaks, KLB Polio Disebabkan Vaksin Polio Tipe-2