News - TikTok yang sekarang bukan lagi TikTok yang dulu. Di awal kemunculannya, pelantar media sosial berformat video singkat ini hanya digunakan untuk berjoget mengikuti alunan nada lagu tertentu. Lambat laun, pelantar ini pun berevolusi. Kini, semua informasi ada di dalamnya.

Bahkan, Gen Z sudah menjadikan TikTok sebagai pengganti Google sebagai mesin pencari andalan mereka.

Semakin ke sini, konten TikTok memang semakin variatif dan tak jarang provokatif. Pasalnya, narasi yang dituturkan di sana bisa sama sekali berbeda dibanding dengan apa yang disampaikan oleh media arus utama.

Contoh paling nyatanya adalah soal genosida di Gaza. Di saat media-media arus utama, khusunya dari Barat, selalu membela Israel, para kreator konten TikTok melancarkan kampanye kontra narasi yang didasarkan pada informasi langsung dari lapangan.

Fenomena semacam itu pun terjadi di berbagai bidang lainnya, termasuk kesehatan. Dengan lebih dari satu miliar pengguna aktif, TikTok kini berperan penting dalam membentuk percakapan kesehatan publik. Dalam banyak kasus, para influencer-lah yang membentuk persepsi tentang kesehatan dan kesejahteraan hidup, alih-alih tenaga kesehatan profesional. Mereka umumnya menyebar informasi dalam melalui tagar-tagar populer, macam #HealthTok, #HealthTips, dan #MedicalAdvice.

Miliaran kali sudah video-video dalam tagar tersebut disaksikan publik. Ini menunjukkan bahwa pengguna TikTok pun semakin bervariasi. Mereka tak hanya mencari hiburan, tetapi juga informasi yang berguna dalam banyak topik, tak terkecuali kesehatan.