News - PT Bukalapak.com Tbk bakal memfokuskan bisnisnya kembali ke lini bisnis utama, seperti Mitra Bukalapak, Gaming, Investment, dan layanan Retail. Restrukturisasi ini dilakukan karena perseroan kembali mencatatkan rugi bersih mencapai Rp597,3 miliar di sepanjang 9 bulan pertama 2024, lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni Rp1,23 triliun.

Sebelumnya, sepanjang tahun 2022, perusahaan dengan kode emiten BUKA itu juga telah membukukan kerugian sebesar Rp1,98 triliun.

"BUKA telah melakukan berbagai upaya terbaik, namun kerugian dan tantangan industri yang dialami oleh masing-masing segmen usaha dan/atau anak perusahaan selama tiga tahun terakhir telah mendorong manajemen BUKA untuk mempertajam kembali fokus kami kepada bisnis inti tertentu,” ujar CEO Bukalapak, Willix Halim, dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (31/10/2024).

Menyusul hal ini, BUKA akan melakukan perampingan organisasi atau dalam hal ini perseroan bakal menempuh langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada sebagian karyawan. Meski begitu, Willix memastikan bahwa kegiatan operasional BUKA akan berjalan seperti biasa dan tidak ada perubahan kegiatan di segmen bisnis inti.

"Ke depannya, BUKA akan fokus menjalankan dan mengembangkan segmen bisnis intinya dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien, untuk memberikan nilai optimal kepada para pemangku kepentingan dan pemegang saham BUKA," jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, BUKA tercatat mengalami peningkatan pendapatan sebesar 1,82 persen menjadi Rp3,39 triliun di Januari-September 2024. Capaian ini disumbang oleh pendapatan dari segmen marketplace senilai Rp1,73 triliun dan segmen online to offline Rp1,66 triliun.

Di sisi lain, beban pokok perusahaan naik 12,27 persen menjadi Rp2,79 triliun, dari sebelumnya yang hanya senilai Rp2,49 triliun. Meski begitu, sejumlah beban seperti beban penjualan dan pemasaran, beban umum, dan administrasi, serta rugi nilai investasi masing-masing turun 41,94 persen, 15,3 persen dan 15,65 persen.

Kondisi ini juga membuat BUKA mengalami rugi usaha sebesar Rp1,32 triliun, naik 2,12 persen dari yang sebelumnya Rp1,29 triliun.

"Perseroan mencatatkan biaya operasional yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontribusi pendapatan dari berbagai segmen usaha, yang mana hal tersebut tidak konsisten dengan strategi jangka panjang perseroan untuk mencapai profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan," sambung Sekretaris Perusahaan Bukalapak, Cut Fika Lutfi.

Lebih lanjut, Cut Fika menjelaskan, mengikuti rencana aksi korporasi untuk melakukan restrukturisasi, PHK karyawan di berbagai lini bisnis BUKA akan dilakukan bertahap dalam jangka waktu dua kuartal mendatang. Namun, dia memastikan akan memenuhi hak-hak karyawan yang terdampak.

"Perseroan menyadari bahwa ini bukan hal yang mudah bagi para karyawan, dan dalam pelaksanaannya perseroan akan memastikan pemenuhan seluruh hak dan kompensasi para karyawan yang terdampak sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tegasnya.