News - Kapolresta Semarang, Kombes Irwan Anwar, enggan menanggapi pernyataan Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, yang mengeklaim berupaya menelepon Irwan untuk menanyakan soal penembakan terhadap 3 siswa SMKN 4 Semarang, tetapi tak diangkat.
Hal itu berkaitan tiga siswa SMKN 4 Semarang yang ditembak anggota kepolisian di Jawa Tengah. Ketiga korban antara lain GR (Kelas XI Teknik Mesin) yang meninggal dunia, S (Kelas XI Teknik Ketenagalistrikan) mengalami luka tembak di tangan, dan A (Kelas XII Teknik Ketenagalistrikan) yang mengalami tembak di dada.
"No comment, tidak berkenan mengomentari," kata Irwan kepada Tirto, Jumat (29/11/2024).
Sebelumnya, Habiburokhman mengaku mendapatkan desakan dari masyarakat untuk mengusut kasus yang ditutupi polisi sebagai aksi tawuran tersebut. Ia pun sepakat untuk mengusut kasus ganjil itu.
"Banyak sekali masyarakat mengatakan bahwa Kapolresnya perlu mendapatkan evaluasi khusus. Kami sependapat juga ya," ucapnya di Gedung DPR RI, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2024).
Politikus Gerindra itu mengaku sempat berupaya menghubungi Irwan Anwar. Namun, saat ditelepon Habiburokhman, Irwan disebut tak kunjung mengangkat. Padahal, ia mengaku hendak mendapatkan informasi lengkap terkait peristiwa penembakan murid tersebut. Namun, Irwan disebut justru tidak kooperatif karena tidak merespons teleponnya.
Dalam kasus ini, Irwan menyebut bahwa GR, siswa SMKN 4 Semarang yang meninggal dunia akibat luka tembak, adalah pelaku tawuran di sekitar wilayah Simongan, Semarang Barat, Minggu (24/11/2024) dini hari.
Dia menjelaskan, peristiwa tersebut bermula ketika anggota Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Semarang yang pulang melintas di lokasi tawuran sehingga berupaya melerai. Namun, ada upaya untuk menyerang anggota yang akan melerai tersebut sehingga dilakukan tindakan tegas mengakibatkan korban mengalami luka tembak di bagian pinggul dan tidak tertolong.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Jateng, Uswatun Hasanah, mengaku telah melakukan penelusuran prestasi akademis para siswa tersebut di sekolah. Hasilnya, ketiga siswa dimaksud tidak menunjukkan tanda-tanda atau indikasi mengalami hambatan belajar.
"Bahkan, siswa tersebut aktif mengikuti kegiatan sekolah, antara lain sebagai anggota tim paskibra (pasukan pengibar bendera pusaka)," kata Uswatun dikutip dari Antara, Rabu (27/11/2024).
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Resmi Jadi Tersangka
Polisi Penembak Siswa SMK Ajukan Banding atas Pemecatannya
Sidang Etik Polisi Tembak Siswa SMK: Dipecat Tidak Hormat
Keluarga Korban Hadir Sidang Etik Penembak Siswa SMK di Semarang
Populer
Grab Siap Beri Data Mitra Pengemudinya untuk Didata Pemerintah
Usaha Panjang Untuk Menjaga Sang Ibu Lautan
Fenomena Parpol Berebut Jokowi: Antara Kepentingan dan Ketakutan
Sidang Etik Polisi Tembak Siswa SMK: Dipecat Tidak Hormat
Dedi-Erwan Raih Suara Terbanyak di Pilkada Jawa Barat 2024
Kronologi Kasus Penembakan Terduga Begal di Lampung Versi Polisi
Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Resmi Jadi Tersangka
Panglima TNI Angkat Letjen M. Fadjar Jadi Pangkostrad
Flash News
Dedi-Erwan Raih Suara Terbanyak di Pilkada Jawa Barat 2024
Polisi Tembak Siswa SMK di Semarang Resmi Jadi Tersangka
Polisi Penembak Siswa SMK Ajukan Banding atas Pemecatannya
Mahkamah Agung: 11 Satuan Kerja Belum Penuhi Syarat Antisuap
Sudirman Said: Munas PMI Tandingan versi Agung Laksono Ilegal
Dishub Bali Memprediksi 2,7 Juta Turis Masuk Bali saat Nataru
Warga Kolong Tol di DKJ Wajib Bayar Sewa Rusun Mulai Bulan ke-7
Respons Polri soal 6 Perwira Terlibat Kasus Sambo Naik Pangkat
Panglima TNI Angkat Letjen M. Fadjar Jadi Pangkostrad
Keluarga Korban Hadir Sidang Etik Penembak Siswa SMK di Semarang
Polisi Periksa Ibu MAS Terkait Peristiwa Pembunuhan Lebak Bulus
Eks Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Dituntut 6 Tahun 4 Bulan Penjara
PPP akan Gelar Mukernas 13-15 Desember 2024 di Ancol
Lalu Lintas selama Libur Nataru 2024/2025 Diatur Melalui SKB
Agung Laksono akan Bawa Hasil Munas PMI Tandingan ke Kemenkumham