News - Al Quran surat Al Hujurat menyampaikan pesan adab kepada kaum muslimin terhadap Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, termasuk pula adab menyikapi kabar gosip.

Surah Hujurat (Hujuraat) adalah salah satu surah dalam kitab suci Al Quran yang berada di urutan ke 49. Surah yang memiliki arti "kamar-kamar" ini diturunkan di kota Madinah (madaniyah).

Surah Al-Hujurat terdiri dari 18 ayat, 343 kata, dan 1476 huruf. Posisi surat ini diapit oleh surah Al-fath dan surat Qaf.

Di antara keutamaan surah ini, ayat yang 11 intinya menyebutkan agar orang-orang yang beriman, baik kaum lelaki dan perempuan jangan mengolok-olok yang lain, karena boleh jadi yang diolok-olok itu lebih baik dari mereka.

Ada sejumlah riwayat mengenai sebab turunnya ayat ini, salah satunya seperti dikutip sebagian dari Tafsir al-Maraghi.

Diriwayatkan bahwa ayat ini turun berkenaan dengan ejekan yang dilakukan kelompok dari Bani Tamim terhadap para sahabat Rasul yang miskin seperti Bilal, Shuhaib, Salman al-Faris, Salim Maula Abi Huzaifah, dll.

Riwayat lainnya menyebutkan bahwa ayat ini berkenaan dengan ejekan sebagian perempuan kepada Shafiyah binti Huyay bin Akhtab (salah seorang istri Nabi) yang keturunan Yahudi. Nabi kemudian berkata kepada Shafiyah:

"Mengapa tidak kamu katakan kepada mereka bahwa bapakku Nabi Harun, pamanku Nabi Musa dan suamiku Nabi Muhammad?!"

Jelaslah sudah dari beberapa riwayat asbabun nuzul di atas kita tidak boleh menghina atau melecehkan (mem-bully) orang lain karena kemiskinannya, karena keturunan agama tertentu seperti Yahudi, atau karena keluarganya memiliki aib/cela.

Pesan dalam ayat 11 begitu dahsyat, karena boleh jadi yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok di sisi Allah.

Selain itu, juga terdapat dalam ayat ke-13 sebagaimana dituliskan Imam Suyuthi dalam kitab tafsirnya Al-Durr Al-Mantsur fi Tafsir Bil-Ma'tsur

Disebutkan bahwa ayat ke-13 dalam surah Al-Hujurat ini menyatakan bahwa Allah SWT menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, serta menjadikannya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal.

Ini menegaskan kembali bahwa sebagai hamba-Nya, bukan nasab, harta, bentuk rupa atau status pekerjaan yang menentukan keutamaan hamba Allah, tetapi ketakwaan.

Dan ketakwaan itu tidak bisa dibeli atau diraih dengan mengandalkan keutamaan nasab, suku atau marga, tapi dengan amal shalih.

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim dan Ibn Majah dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:

"Allah tidak memandang kepada penampilan dan harta kalian, akan tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian"