News - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrurrozi (Gus Fahrur) mengatakan bahwa PBNU merasa terpanggil dengan adanya fenomena Khilafatul Muslimin.
Menurut Gus Fahrur--sapaan akrabnya, penegakan hukum terhadap Khilafatul Muslimin perlu dibarengi dengan upaya pencegahan munculnya paham intoleran dari hulu-hilir.
"Jadi mesti dari hulu-hilir. Kalau cuma menangkap itu, kan, cuma berapa orang, tapi kan ini paham yang diyakini kan. Itu kan harus dari pendidikan. Makanya harus ada kerja sama yang baik (antara pemerintah dan ormas Islam moderat)," kata Gus Fahrur kepada Tirto, Kamis (23/6/2022).
Gus Fahrur menyarankan supaya pemerintah bekerja sama dengan ormas moderat seperti NU dan Muhammadiyah untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap munculnya paham radikal.
"Pemerintah ini kan punya Densus 88, punya BNPT, yang anggarannya itu hampir 2 T setiap tahun. Itu anggaran yang fantastis. Itu kalau dikerjasamakan dengan ormas-ormas Islam dalam rangka pendidikan, pembuatan konten-konten dakwah, terus penerbitan buku-buku. Itu saya kira akan lebih efektif," jelas Gus Fahrur.
Gus Fahrur juga mengatakan bahwa ormas moderat perlu dikuatkan dengan meluaskan dakwah di berbagai media.
"Sebagai ormas Islam kita perlu mengajak mereka (Khilafatul Muslimin), mereka, tuh, perlu ada pendekatan. Itu saya kira penting, pemerintah harus menguatkan ormas moderat sepeeti NU, Muhammadiyah untuk mempunyai langkah yg lebih luas dakwah itu. Baik di televisi maupun medsos. Melalui konten, brosur, dan lain-lain," tuturnya.
Selain itu, menurut Gus Fahrur pemerintah juga dapat merekrut kalangan santri untuk mengisi berbagai posisi yang berkaitan dengan upaya deradikalisasi. Seperti di Kepolisian dan TNI.
"Nah itu saya kira perlu polisi tentara itu merekrut kalangan santri supaya mereka bisa masuk dimasjid, masuk di mana-mana," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
PBNU: Proposal Pendekatan Multiagama untuk Perdamaian di Timteng
Prabowo akan Buka Internasional Humanitarian Islam Pekan Depan
Setahun Serangan Israel atas Palestina, PBNU: Baca Qunut Nazilah
Populer
Fenomena Gaya Hidup Slow Living di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Komnas Perempuan: Pinjol Pemicu Baru Terjadinya Kasus Femisida
Beda Hasil Dukungan Jokowi di Solo: Respati Menang, Lutfhi Kalah
Bias Publik dan Suara Korban KDRT di Kalangan Selebritas
Masa Depan Bisnis Teknologi Asia Tenggara di Genggaman Vietnam
Kala Kelas Menengah Berolahraga: Aku Lari, Maka Aku Ada
Pilkada Dianggap Mahal, Prabowo Ingin Kepala Daerah Dipilih DPRD
Apa Iya Ustaz Adi Resmi Gantikan Miftah Jadi Utusan Presiden?
Flash News
Prabowo Kumpulkan Menteri di Istana, Bahas soal Warga Binaan
KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan terhadap Yasonna Laoly
Gibran Ingin Fatayat NU Jadi Tempat Berlindung Nyaman Perempuan
Polisi Selidiki Penyebab Ledakan Mesin Pompa SPBU di Jaktim
Yusril: Di KUHP Baru, Pengguna Narkotika Direhab Tidak Dipidana
Pilkada Dianggap Mahal, Prabowo Ingin Kepala Daerah Dipilih DPRD
Prabowo: Di Setiap Parpol Pasti Ada Perkubuan, termasuk Gerindra
Prabowo di HUT Golkar: Nyaman Ada Mbak Puan Jadi Check & Balance
Bahlil Ingin Kader Golkar Tiru Kegigihan Prabowo
Bahlil Ungkap Ketum Golkar Belum Tentu Bisa Jadi Presiden
Kejari Semarang Tahan Tersangka Penyelundupan Miras dari Cina
Laporan Kinerja Dewas KPK: 109 Insan KPK Kena Sanksi Etik
Curhat Dewas Pusing Tangani Pelanggaran Etik Pimpinan KPK
Hakim Ini Dissenting Opinion, Sebut Ronald Tannur Tak Bunuh Dini
Pramono: Korban Kebakaran Kemayoran Ingin Hunian Lebih Layak