News - Pada 14 Februari 1989, tepat 33 tahun yang lalu, seorang insinyur komputer bernama Lee Soo-man mendirikan perusahaan hiburan dengan inisial namanya: SM Studio. Perusahaan ini memicu riak yang kelak akan melahirkan tsunami budaya bernama K-pop.

Soo-man bukan orang baru dalam industri hiburan. Ia terbilang sukses sebagai penyanyi rock dan folk di Korea Selatan pada 1970-an sampai medio 1980. Karier musiknya terhenti akibat dicekal pemerintahan otoriter Presiden Chun Doo-hwan. Setelah itu Soo-man memutuskan banting setir: mengejar karier di teknik komputer dengan mengambil program master di California State University, Amerika Serikat.

Tapi justru di Negeri Paman Sam-lah Soo-man kembali memantapkan diri bergelut lagi di dunia yang membesarkan namanya. Ini karena ia menyaksikan langsung munculnya sebuah budaya baru yang fenomenal: MTV dan Michael Jackson.

Saat pulang pada 1985, untuk mengumpulkan modal buat membiayai sebuah perusahaan yang visinya diperoleh di AS, Soo-man bekerja DJ dan presenter. Butuh empat tahun bagi Soo-man untuk mengumpulkan uang. SM Studio didirikan di Apgujeong, salah satu kawasan elite di Distrik Gangnam, Seoul.

SM Studio bukan perusahaan hiburan semata. Di masa 1990-an, mereka mengembangkan sistem in-house yang memperhatikan segala aspek pada karier artisnya. SM merinci beragam kualitas yang dibutuhkan untuk jadi penghibur sukses, dengan target pasar remaja.

Sistem SM ini menjadi standar baru dan sekarang digunakan di setiap agensi hiburan besar di Korsel.