News - Novel Jalan Tak Ada Ujung karya Mochtar Lubis diangkat menjadi film berjudul Perang Kota (This City Is a Battlefield). Novel yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada 1952 ini berlatar perang kemerdekaan Indonesia. Tokoh utamanya Guru Isa, seorang guru sekolah dasar yang hidup dalam bayang-bayang ketakutan saat membantu para gerilyawan.
Jalan Tak Ada Ujung adalah novel kedua Mochtar Lubis. Novel ini mendapatkan penghargaan Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional pada 1953. Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris pada 1968 oleh A.H. Johns dengan judul A Road with no End.
Selain Jalan Tak Ada Ujung, Mochtar Lubis tercatat juga menulis novel Tidak ada Esok (1950), Senja di Jakarta (1963), Tanah Gersang (1966), Harimau! Harimau! (1975), dan Maut dan Cinta (1977).
Tak pelak, Jalan Tak Ada Ujung adalah salah satu novel paling ikonik dari sosok kelahiran Padang, 7 Maret 1922 di samping Harimau! Harimau!
Film Perang Kota yang diangkat dari Jalan Tak Ada Ujung bakal tayang perdana pada 9 Februari 2025 sebagai film penutup di International Film Festival Rotterdam edisi ke-54. Perang Kota diproduksi oleh CineSurya bersama Starvision dan Kaninga Pictures. Film ini disutradarai oleh Mouly Surya.
Lantas, bagaimana sinopsis novel Jalan Tak Ada Ujung? Siapa saja tokoh dalam novel tersebut dan bagaimana unsur-unsur di dalamnya?
Sinopsis Novel Jalan Tak Ada Ujung
Guru isa sebagai tokoh utama Jalan Tak Ada Ujung, hidup dengan latar suasana keresahan di Jakarta pasca kemerdekaan. Berprofesi sebagai guru sekolah dasar, Guru Isa adalah sosok yang anti kekerasan dan berhati lembut.
Namun, Belanda melalui NICA, masih menghantui warga Jakarta. Mereka berupaya untuk menjaga status quo kekuasaan Belanda di daerah jajahan.
Suatu pagi yang lengang, ketika anak-anak sibuk bermain, tukang becak bercengkrama bersama rekan sejawat di warung kopi, tiba-tiba serdadu Nica menghamburkan peluru untuk menciduk tersangka gerilyawan republik. Peluru tersebut tak mengenal usia, bahkan anak-anak kecil yang polos tak tahu menahu turut menjadi korban keganasan NICA.
Kejadian tersebut menghantui Guru Isa. Ia hidup dalam bayang-bayang ketakutan. Pernah suatu pagi saat hendak menuju sekolah, Guru Isa mendengar suara tembakan. Ia melihat seorang tionghoa paruh baya terbaring lemah dengan darah mengucur di rusuknya.
Guru Isa didiagnosis impoten. Ia tak dapat memberi kepuasan batin kepada istrinya. Keadaan ekonomi Guru Isa terbilang kekurangan. Istrinya kerap kali meminjam uang kesana kemari untuk memenuhi kebutuhan makan.
Suatu hari, Guru isa berkenalan dengan Hazil, seorang komponis yang jago main biola. Hubungan keduanya semakin dekat karena memiliki hobi yang sama terhadap biola.
Kedekatan tersebut membuat Hazil juga sering bertemu Fatimah, istri Guru Isa. Suatu hari, Guru Isa menemukan sebuah bukti bahwa Hazil pernah masuk di kamarnya. Guru Isa lebih memilih diam saat mencurigai kedekatan istrinya dengan Hazil.
Serdadu Inggris kemudian meninggalkan Indonesia setelah adanya perjanjian Linggarjati. Akan tetapi, kondisi tersebut bukanlah sesuatu yang mengenakan. Beberapa saat setelah kepergian serdadu Inggris, serdadu Belanda kemudian datang kembali ke Indonesia.
Pada akhirnya, Guru Isa memutuskan bergabung dengan Hazil dan Rahmat untuk menyerang serdadu Belanda di bioskop Rex. Setelah penyerangan tersebut, Hazil ditangkap oleh polisi militer dan menyeret Guru Isa. Keduanya disiksa karena tak memberi tahu keberadaan Rahmat.
Suatu hari Guru Isa mengetahui bahwa Hazil telah mengkhianati dirinya hanya karena tidak tahan menerima siksaan. Kekaguman Guru Isa terhadap anak muda itu kini telah hilang.
Semenjak saat itu, Guru Isa tidak takut lagi terhadap siksaan yang akan diterimanya. Perlahan Guru Isa mulai membiasakan untuk menghilangkan ketakutan dalam dirinya. Tekad tersebut membuat Guru Isa tidak lagi impoten. Guru Isa kini menjadi orang yang sangat bahagia.
Terkini Lainnya
Sinopsis Novel Jalan Tak Ada Ujung
Tokoh-tokoh dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung
Unsur-unsur dalam Novel Jalan Tak Ada Ujung
Artikel Terkait
Hasil Futsal Indonesia vs Arab Saudi di 4 Nations: Garuda Menang
Doa Setelah Baca Yasin Lengkap, Arab, Latin, Arti & Keutamaannya
10 Manfaat Bawang Merah Mentah bagi Kesehatan
Prediksi Chelsea vs West Ham EPL 2025: Pembuktian Potter
Populer
KPK Tak Ingin Penyelidikan Kasus Pagar Laut Sama dengan Kejagung
Prabowo Minta Pelantikan Kepala Daerah Diundur, Ini Alasannya
Anggota TNI AD Aniaya Perempuan di Tangsel Hingga Tewas
Abraham Samad dkk Minta KPK Usut Suap Penetapan PIK 2 Jadi PSN
Kehadiran Fly Jaya dan Masa Depan Bisnis Penerbangan Indonesia
PT TRPN Akui Lakukan Pelanggaran Soal Pagar Laut Bekasi
Siasat Cimahi menjadi Kota Tanpa TPA
Dilema Indonesia soal EBT Hanya Bikin Transisi Energi Kian Suram
Flash News
PT TRPN Akui Lakukan Pelanggaran Soal Pagar Laut Bekasi
Megawati Akan Bertemu Paus Fransiskus di World Leaders Summit
Pemerintah Kebut Regulasi Digital Anak, Kaji Batas Usia Medsos
Kemlu Tindak Lanjut Laporan Kasus Pemerasan WN Tiongkok
Menteri Hukum Yakin Ekstradisi Paulus Tannos Rampung Pekan Depan
Kapolri Tunjuk Brigjen Agus Jadi Kakorlantas Gantikan Irjen Aan
DPR & Pemerintah Sepakat RUU BUMN Dibawa ke Paripurna
Pramono Anung Ogah Ambil Pusing soal Pelantikan Gubernur Ditunda
Polisi Bebaskan WN Rusia yang Sempat Ditangkap Kasus Perampokan
Pramono Jamin Tak akan Izinkan ASN Jakarta Berpoligami di Eranya
Kepala Daerah Tunda Dilantik, Jabatan Pj Diminta Diperpanjang
Anggota TNI AD Aniaya Perempuan di Tangsel Hingga Tewas
DPR akan Gelar Rapat Ulang Jadwal Pelantikan Kepala Daerah
Guru Ngaji Banting Balita di Tangerang, Dalih Kesal Sama Korban
Komnas HAM Dorong SUHAKAM Investigasi Penembakan PMI di Malaysia