News - Tri (bukan nama sebenarnya), mengeluhkan beratnya beban finansial yang dia rasakan belakangan ini. Apalagi, pria ini baru 1,5 tahun terakhir berkeluarga. Penghasilan bulanan sudah tidak menutup pengeluaran per bulan. Alhasil, tabungan dikorbankan.
“Sempat harus makan tabungan, khususnya di bulan Desember kemarin,” begitu cerita Tri (bukan nama sebenarnya) kepada Tirto, Kamis (2/1/2025). “Sebenarnya banyak keluar (biaya) untuk kebutuhan yang muncul tiba-tiba sih, seperti perbaikan rumah atau anak tiba-tiba sakit. Tapi untuk belanja kebutuhan sehari-hari, kalau gue sih, beras, telur, dan ayam, itu juga belakangan terasa kenaikannya,” tambah dia lagi.
Sekitar bulan Oktober dan November 2024, dia merasa, alokasi dana untuk bahan makanan pokok di rumahnya, naik sekitar Rp200 ribu-Rp300 ribu.
“Jadi sekarang kalau mau beli ke warung, cek-cek dulu ke aplikasi Indomaret, Alfamart. Kadang bisa lebih murah itu daripada kalau ke pasar dan mereka (gerai minimarket) kan cenderung lebih stabil harganya. Di pasar tuh bisa tiba-tiba naik, tiba-tiba turun,” ujar Tri lagi.
Beruntung, membuka tahun 2025, dia dan istrinya mendapat pekerjaan baru yang diharapkan dapat menopang keuangan keluarga mereka. Meski tidak pernah benar-benar menganggur, namun upah yang tidak naik bersama dengan kenaikan harga barang kebutuhan membuatnya sempat kesulitan memenuhi kebutuhan harian.
Kondisi serupa juga dirasakan Hengky (juga bukan nama sebenarnya). Buruh di sebuah perusahaan di Cikarang ini merasakan beban biaya belanja bulanan yang meningkat, terutama pada sekitar September dan Oktober 2024.
“Kebutuhan rumah tangga in general sih yang berasa. Harga barang (terasa) naik, jadi pas belanja bulanan makin berasa berat bayarnya,” ujar Hengky di kesempatan terpisah, Kamis (2/1/2025). Dia pun mengeluhkan kenaikan harga kebutuhan yang tidak sejalan dengan kenaikan upah sebagai biang keladi dari keputusannya untuk mengambil uang tabungan untuk konsumsi.
Dia sekarang bersiasat untuk mengurangi pengeluaran, dengan memotong agenda nongkrong di kafe dan konsumsi rokoknya. “Sekarang jadi main game saja di rumah,” ujar Hengky soal alternatif aktivitas hariannya untuk melepas penat.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Ekonom Nilai Bunga Rendah Pemicu Simpanan di Perbankan Turun
Simpanan di Bank Turun Dipicu Peningkatan Konsumsi Masyarakat
OJK: 76 Juta Pelajar RI Memiliki Rekening dengan Nilai Rp27 Triliun
Penjelasan Kemenkeu soal Tabungan Berkurang Tergerus Biaya Admin
Populer
Edy Rahmayadi Minta MK Batalkan Kemenangan Bobby-Surya
Daya Beli Tertekan, Harga Pangan Kian Menggila
Era Bakar Uang Meredup, Startup Unicorn Berjuang Agar Tak Lenyap
Ketua DPD Saran Gunakan Dana Zakat untuk Biayai Program MBG
Apa Faktor Utama Penyebab Kebakaran di Los Angeles?
Meutya Klaim Tak Kenal Rudy Valinka yang Dilantik Stafsus
Untung Rugi RI Beli Minyak Rusia usai Resmi Jadi Anggota BRICS
PT KAI Memberlakukan Gapeka 2025 per 1 Februari 2025
Flash News
KPK Tahan 1 Tersangka Kasus Korupsi Investasi PT Taspen
Khofifah Dorong Prabowo Terapkan MBG di Sekolah TK Islam
KKP Diminta Tindak Tegas Pembuat Pagar Laut 30 Km di Tangerang
KPK Bantah Hasto Tak Ditahan karena Megawati Telepon Prabowo
PBNU Ungkap Syarat Ketat jika Dana Zakat Biayai Program MBG
Khofifah Undang Prabowo Hadiri Kongres Muslimat NU di Surabaya
Andika Cabut Gugatan Pilkada, Ahmad Luthfi Tunggu Penetapan MK
Wali Kota Jaktim Telusuri Identitas Anak Main Skuter di Jalan
Respons Pigai soal Perusahaan yang Belum Pekerjakan Difabel
Dapur Umum MBG di Bantul Ditargetkan Berjalan Akhir Januari 2025
Kejagung Siap Lindungi Bambang Hero usai Dilaporkan ke Polisi
BPBD Jakarta Minta Publik Buat Turap Mandiri Antisipasi Longsor
Pratikno Akui Penyaluran Makan Bergizi Gratis Belum Merata
Ketua DPD Saran Gunakan Dana Zakat untuk Biayai Program MBG
Skrining Kesehatan Gratis, Menko PMK: Cegah Penyakit Kronis