News - Semua orang yang hidup di zaman Orde Baru tahu Betharia Sonata adalah sosok berparas menarik di jagat hiburan yang sama sekali tak berbahaya. Suaranya juga renyah. Betharia, yang dikenal generasi 1990-an sebagai pasangan aktor laga Willy Dozan, pada akhir 1980-an kian populer lewat hit "Hati Yang Luka". Lagu ini punya tempat tersendiri dalam sejarah represi Orde Baru.

Hati Yang Luka dilempar ke publik pada 11 Januari 1988,” tulis Phillips Yampolsky dalam artikel "Hati Yang Luka, an Indonesian Hit"yang dimuat di jurnal Indonesia (Volume 047, April 1989).

Empat hari kemudian, video klipnya nongol di TVRI, yang saat itu satu-satunya stasiun TV yang bisa ditonton rakyat Indonesia. Lagu rilisan Musica Studio itu adalah ciptaan musisi legendaris asal Rote di jagat musik pop yang berurai air mata, Obbie Messakh—yang juga dikenal karena "Kisah Kasih Di Sekolah".

"Hati Yang Luka"tergolong lagu cengeng juga. “Memang dalam video musik Betharia, air mata mengalir turun saat dia bernyanyi,” tulis Phillips. “Liriknya tidak biasa untuk sebuah lagu pop.”

Apa yang disajikan dalam lagu itu adalah kehidupan perkawinan yang diwarnai kekerasan dalam rumah tangga. Soal suami yang main gila dan suka menampar istri. Sebetulnya, kisah dalam lagu ini tidaklah asing di masyarakat.

Lagu ini terbilang legendaris. Masyarakat Indonesia yang hidup di antara akhir 1980-an hingga 1990-an banyak yang kenal liriknya, “Pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahku...”

Lagu ini pernah dipelesetkan dalam film Warkop DKI Godain Kita Dong(1989). Sudah tentu menjadi kocak. Dalam film itu, reff-nya berubah: “Pulangkan saja aku ke Amerika atau Alaska.”

"Stop lagu-lagu semacam itu"

"Hati Yang Luka" sebetulnya tidaklah berbahaya. Tidak ada ujaran kebencian di dalamnya. Tapi Menteri Penerangan daripada Soeharto, Harmoko, jadi pusing karena lagu ini. Entah mendapat bisikan dari mana, Harmoko mengharamkan lagu macam "Hati Yang Luka".

Tiga hari sebelum perayaan ulang tahun TVRI ke-26, Harmoko, yang juga bos daripada koran Pos Kota, sudah omong soal lagu-lagu cengeng yang dianggapnya sebagai lagu yang “melumpuhkan semangat.”

Phillips mengutip Kompas (21/8/1989) dalam artikel "Kecengengan Itu Sebaiknya Direm" dengan kalimat pembuka, “Soal lagu Hati Yang Luka yang biasa dibawakan penyanyi Betharia Sonata sambil menangis itu benar-benar mengundang perhatian.”

Tidak jelas yang dimaksud "perhatian" itu datang dari mana, pemerintah atau masyarakat; yang jelas itu merupakan sesuatu yang tak perlu dan "sangat lebay". Menyanyi, menonton orang bernyanyi, atau menangis adalah hak rakyat.

Dalam acara perayaan ulang tahun TVRI ke-26 pada 24 Agustus 1988 yang dimeriahkan musik-musik ceria, sebagai Menteri Penerangan, laki-laki pengganti Ali Murtopo itu dengan tegas mengatakan: “Stop lagu-lagu semacam itu.” Maksudnya: stop lagu cengeng.