News - Kabinet Ali Sastroamidjojo 2 merupakan kabinet terakhir pada masa demokrasi liberal di Indonesia yang berlangsung selama dekade 1950-an. Umur Kabinet Ali Sastroamidjojo II cukup pendek, hanya setahun atau selama periode 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957.

Meskipun begitu, berbagai kebijakan kabinet Ali Sastroamidjojo 2 menghasilkan sejumlah keberhasilan penting. Salah satunya pembatalan semua isi perjanjian KMB.

Ali Sastroamijoyo atau Ali Sastroamidjojo dapat dikatakan sebagai salah seorang politikus handal pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Kiprah politiknya tak diragukan lagi. Kader Partai Nasional Indonesia (PNI) tersebut telah masuk kabinet sejak tahun 1945 dan menjadi perdana menteri dua periode.

Periode pertama kepemimpinannya atau Kabinet Ali Sastroamidjojo I berlangsung 2 tahun yaitu selama 31 Juli 1953 - 11 Agustus 1955. Dikutip dari Nansy Rahman dalam Sejarah Indonesia (2020), salah satu keberhasilan Ali di periode pertama ialah terselenggaranya Konferensi Asia Afrika 1955 di Bandung.

Namun, Kabinet Ali Sastroamidjojo I jatuh pada 12 Agustus 1955 akibat konflik internal partai pendukung dan kondisi ekonomi negara yang masih buruk. Ia lantas digantikan oleh Kabinet Burhanuddin Harahap yang berumur lebih pendek, hanya selama 12 Agustus 1955 - 3 Maret 1956 atau kurang dari 7 bulan. Selepas itu, Kabinet Ali Sastroamidjojo 2 mendapatkan giliran menjalankan pemerintahan RI.

Bagaimana periode kedua masa kepemimpinan Ali Sastroamijoyo dalam kabinet Presiden Soekarno? Simak ulasan sejarah kabinet Ali Sastroamidjojo 2 berikut.

Program Kerja Kabinet Ali Sastroamijoyo 2

Berjarak tujuh bulan dari periode pertama kepemimpinannya, Ali Sastroamijoyo kembali ditunjuk sebagai Perdana Menteri oleh Soekarno menggantikan Burhanuddin Harahap. Secara sah, Presiden Soekarno melantik Kabinet Ali Sastroamijoyo pada 24 Maret 1956.

Menurut Poesponegoro dan Notosusanto di dalam Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI (2010), program kerja Kabinet Ali Sastroamidjojo 2 memiliki cakupan luas sekaligus terbilang berani.

Program kerja kabinet ini mendapatkan dukungan dari Masyumi dan NU, dua partai Islam dengan perolehan suara tertinggi, serta PNI. Dukungan besar juga diperoleh Kabinet Ali Sastroamidjojo 2 dari DPR hasil pemilu pertama RI dan Presiden Sukarno.