News - Dia pernah mengencani Madonna muda. Pernah pula menjadi kolaborator Andy Warhol. Kisah hidupnya difilmkan oleh Hollywood. Di kemudian hari, ada satu lukisannya yang terjual lebih dari 100 juta dolar. Namun, tanpa SAMO©, Jean-Michel Basquiat takkan jadi siapa-siapa.

Basquiat lahir di New York City pada 22 Desember 1960 dari ayah seorang imigran Haiti dan ibu berdarah Puerto Riko. Dari sang ibulah Basquiat kecil mulai mengenal seni. Bukan cuma seni rupa tetapi juga seni menulis. Dan di usia tujuh tahun, Basquiat sudah berhasil menulis satu buku cerita untuk anak-anak.

Namun, seiring bertambahnya usia, hidup semakin tak bersahabat bagi Basquiat. Setahun setelah menulis buku cerita itu, orang tua Basquiat bercerai. Dia dan saudara-saudara kandungnya lantas dibesarkan oleh sang ayah, Gerard. Sementara, sang ibu, Matilde, yang memiliki masalah kejiwaan pada akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa.

Situasi ini membuat Basquiat jadi pemberontak. Saat remaja, dia mulai mengenal ganja dan LSD. Bahkan, gara-gara ketahuan mengisap ganja oleh ayahnya, Basquiat memutuskan minggat dari rumah. Tak cuma itu, dia juga keluar dari SMA dan mulai belajar di sebuah sekolah alternatif bernama City-As-School.

Statusnya memang sekolah negeri, tetapi City-As-School punya standar pendidikan berbeda. Di sana yang terpenting bukanlah nilai, melainkan partisipasi. Tak heran jika sekolah ini kerap jadi tempat "berlindung" bagi siswa-siswa artistik yang kesulitan mengikuti pendidikan konvensional.

Sekolah itu pun sukses menghasilkan banyak seniman terkenal, mulai dari Adam Horovitz (The Beastie Boys), Princess Nokia, Julia Fox, Mos Def, Malik Yoba, Dante Ross, dan tentunya Basquiat sendiri. Di City-As-School inilah proyek SAMO© Basquiat bermula.