News - Berbagai daerah di Indonesia mempunyai karya sastra lisan lokal dengan ciri khas masing-masing, salah satunya adalah cerita rakyat Si Kabayan. Bagaimana isi yang disajikan dalam karya tersebut dan apa saja hikmah serta pesan moralnya?

Cerita Si Kabayan berasal dari Jawa Barat kerap didongengkan menggunakan bahasa Sunda. Sastra lisan Sunda ini sekarang bukan hanya disajikan melalui bahasa daerah, namun dibukukan pula ke dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Dinukil dari Balai Bahasa Jabar, pernah dicetak buku hasil pereka ciptaan melalui Lomba Revitalisasi Cerita “Si Kabayan” pada 2017 silam. Adapun cetakan tersebut diberikan judul 100 Cerita Si Kabayan Masa Kini.

Bukan hanya itu, kini bahkan terdapat bentuk dongeng audio yang disediakan di Rumah Belajar Kemdikbud untuk bahan pembelajaran siswa. Berikut ini ringkasan dongeng Si Kabayan dan pesan moral yang terkandung di dalamnya.

Ringkasan Cerita Rakyat Si Kabayan

Berbicara mengenai kearifan lokal cerita rakyat Si Kabayan, terdapat beragam macam versi yang kerap dikisahkan di Indonesia. Salah satunya berjudul “Si Kabayan Mencari Tutut”, menceritakan Kabayan yang pergi mencari keong sawah (tutut).

Bukan cerita sejarah, dongeng Si Kabayan Ngala Tutut tersebut ditulis sebagai kisah turun-temurun dan dimuat dalam buku Si Kabayan Cerita Rakyat Dari Jawa Barat (Mohammad Rizqi, 2016, hal. 34-43). Permulaan kisah dimulai ketika istri tokoh utama meminta dicarikan keong sawah.

Permintaan ini bertolak belakang dengan kepribadian Kabayan yang cenderung pemalas. Bahkan, pria tersebut dideskripsikan masyarakat Sunda sebagai sosok yang hobi tidur, melamun, dan rebahan dikediamannya.

Lantaran permintaan istri, Kabayan pun pergi ke sawah untuk memenuhi tanggung jawabnya. Tenggat waktu ia ke lokasi pencarian ternyata mencapai sore hari, sehingga si istri merasa khawatir terhadap suaminya.

Istri Kabayan melihat suaminya sedang merogoh-rogoh tutut dari pinggiran, bukan turun ke sawah dan menangkapnya. Si Kabayan ternyata tidak ingin turun ke air lantaran mengetahui bahwa ladang basah itu sangat dalam.

Dengan amarah istri pun mendorong Kabayan hingga tersungkur ke sawah. Bukan mendapatkan tutut, Kabayan malah menjadi basah kuyup.

Hikmah dan Pesan Moral Cerita Rakyat Si Kabayan

Cerita rakyat Si Kabayan Singkat di atas mengandung beberapa pesan moral yang bisa dijadikan sebagai pelajaran. Hikmah cerita Si Kabayan pertama dapat dipantau dari kutipan pemenuhan tanggung jawab, meskipun malas suami harus pergi mencari nafkah untuk istrinya.

“Si Kabayan bangun dengan lamban dan malas-malasan, sambil tangannya menggaruk-garuk rambutnya yang tidak gatal, lalu keluar meninggalkan rumahnya sambil mengomel.” (Rizqi Mohammad, 2016, hal. 39)

Adapun pesan moral kedua dari sastra lisan ini adalah “tidak boleh malas” ketika menjalani kehidupan. Kemalasan tersebut dapat berujung ke berbagai penyesalan, seperti Kabayan yang sering kena omelan istri karena suka rebahan misalnya.

Kemalasan ini juga bisa berimbas pada minimnya pengetahuan, di mana Kabayan tidak mengetahui bahwa sawah merupakan genangan air yang cetek. Oleh sebab itu, hikmah yang bisa diperoleh adalah “mengetahui terlebih dahulu sesuatu”.

Dalam kehidupan sehari-hari mungkin kita sering menemukan orang yang tidak ingin mencoba berbagai hal baru. Beberapa di antaranya muncul perasaan tersebut karena sudah merasa takut dan tidak mengetahui hal yang seharusnya dilakukan.

Dengan begitu, unsur intrinsik tema cerita Si Kabayan yakni mengandung pengajaran moral atau amanat dan dibalut oleh rangkaian komedi. Melalui pembawaan alur yang tidak terlalu serius, di mana Kabayan sering melontarkan kalimat-kalimat lucu ketika ada konflik, kisah ini juga mengandung ajaran tertentu.

Selain berbagai fungsi didaktis (pengajaran) di atas, cerita rakyat Si Kabayan asal Jawa Barat ini memperlihatkan pula "perlunya pengorbanan”. Dengan rasa rela berkorban untuk orang-orang tercinta, Kabayan seharusnya melakukan berbagai hal secara serius.