News - Demam adalah kondisi saat tubuh mengalami kenaikan suhu tubuh sementara. Demam terjadi sebagai respons sistem kekebalan tubuh dalam melawan infeksi atau kuman dalam tubuh. Beberapa penyakit yang sering menyebabkan demam adalah flu, radang tenggorokan, dan infeksi saluran kemih.

Gejala demam yang biasanya diikuti dengan nafsu makan yang berkurang dan lemas pada anak semakin membuat orang tua khawatir. Tidak heran, orang tua selalu berharap demam yang terjadi pada anak segera berlalu dengan sigap memberikan obat demam.

“Bagi orang tua, suhu demam menunjukkan derajat berat penyakit. Orang tua juga khawatir anak akan menjadi kejang, jika anak demam,” kata dr. Citra Amelinda, Sp. A, IBCLC, M.Kes, dokter spesialis anak dan konsultan laktasi.

Sependapat dengan dr. Citra, dr. Herbowo Soetomenggolo, Sp.A(K), dokter spesialis anak konsultan, mengatakan bahwa ketakutan orang tua ketika anak demam adalah karena mereka percaya bahwa tingginya demam berhubungan dengan keparahan penyakit dan menyebabkan terjadinya kejang. "Padahal dua pendapat itu tidak tepat.”

“Demam itu pertanda sistem imunitas tubuh sedang diaktifkan. Batas suhu normal adalah 36,5 sampai 37,5 derajat Celcius. Jadi kalau anak demam, jangan buru-buru panik. Perhatikan gejala penyertanya. Apakah anak masih aktif bermain, masih mau makan dan minum, dan gejala lainnya seperti batuk dan pilek,” kata dr. Citra yang juga penulis buku MPASI 101.

Ditanya soal cemas atau tidak saat suhu tubuh anak meningkat, empat orang ibu, Silvia Asa, Rafika Rangkuti, Tasya, dan Nafisa menjawab ‘ya’.

“Pasti cemas. Anak saya kalau panasnya tinggi suka merintih-rintih, rewel dan nggak mau lepas dari dada saya untuk menyusu,” kisah Nafisa tentang Adzriel anaknya yang berusia 16 bulan, yang belum lama ini mengalami demam.

Silvia (26) seorang karyawan swasta yang tinggal di Semarang mengaku susah tidur kalau anak demam karena ia harus memantau suhu tubuh Mikhaela (4). “Nggak bisa tidur nyenyak, sering terbangun karena harus mengecek secara berkala apakah suhu tubuhnya turun, atau malah naik,” katanya.

“Kalau Ghava (13 bulan) demam, saya mata panda,” ujar Tasya (31) yang tinggal di Bekasi. Meski mereka paham bahwa demam merupakan tanda sedang terjadi sesuatu pada tubuh anak, bayangan adanya penyakit penyerta membuat mereka cemas.

Lalu, apa yang mereka lakukan ketika anak demam?