News - Kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) generatif diiringi dengan kecemasan. Banyak yang mengkhawatirkan, inovasi tersebut bakal menghilangkan sebagian besar pekerjaan manusia.

Dengan serangkaian algoritma kompleks, AI mampu menyerupai manusia dalam hal cara berpikir, belajar, dan mengambil keputusan. Kepintaran inilah yang membuat banyak orang ketar-ketir bakal kehilangan pekerjaan.

Namun, kehadiran AI, terutama di masa-masa awal perkembangannya, tak melulu negatif. Jenis pekerjaan baru terkait AI yang menjanjikan penghasilan besar justru bermunculan, termasuk profesi prompt engineer.

Prompt engineer adalah individu yang bertanggung jawab merancang dan mengoptimalkan instruksi (prompt) yang diberikan kepada platform AI agar menghasilkan respons yang relevan dan akurat. Kehadiran insinyur prompt ini berguna membantu model AI agar berfungsi optimal.

Sebagai sistem komputer yang berambisi meniru manusia, AI sudah tentu membutuhkan "koreksi" dari manusia untuk mengoptimalkan fungsinya di masa depan.

Manusia yang Khawatir terhadap 'Penirunya'

“Sebagai guru privat bahasa asing, saya akui awalnya khawatir akan digantikan oleh ChatGPT,” kata Carolyn Knight, dikutip dari Intelligence.

Kekhawatiran Carolyn cukup berdasar, sebab AI tidak hanya berkemampuan sebagai alat pembelajaran bahasa yang luar biasa. Alat ini juga tersedia 24 jam setiap hari tanpa mengenakan biaya per jam seperti guru les.

Namun, betapa pun hebatnya mereka, Carolyn meyakini AI tetap hanyalah sebuah alat, sedangkan siswa membutuhkan lebih dari sekadar pengetahuan untuk belajar. Ikatan antara siswa dan guru berupa kepercayaan, memotivasi dan menjadi saksi perjalanan belajar yang tidak mampu dilakukan oleh komputer.

Keresahan yang dirasakan Carolyn sebenarnya bisa dipahami. Terlebih, saat ini sebagian pekerjaan mulai hilang sejak hadirnya AI. Sebagai contoh, profesi kasir di banyak toko, terutama di negara maju seperti Jepang, sudah digantikan oleh AI. Pelanggan sudah bisa melakukan pembayaran mandiri (self check-out) tanpa bantuan kasir.

CEO OpenAI, Sam Altman, mengakui akan ada banyak pekerjaan manusia yang tergantikan perannya sejak adanya AI. Akan tetapi, ia yakin dunia tidak akan kehabisan pekerjaan karena AI.

“Ini [AI] akan mengeliminasi banyak pekerjaan sekarang serta mengubah cara kerja suatu profesi. [Teknologi] ini juga bakal menciptakan pekerjaan baru. Itu selalu terjadi dalam teknologi,” ujar Altman dalam diskusinya dengan Sally Kornbluth, presiden MIT.

Hal itu terbukti dengan kemunculan beragam profesi baru, seperti prompt engineer, AI engineer, data scientist, dan machine learning engineer.