News - Seorang dokter muda di Semarang dilaporkan bunuh diri. Ia mengakhiri hidup karena diduga tidak kuat dibully atau dirundung selama menjalani masa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.

Kabar duka tersebut menjadi viral di media sosial usai sebuah akun X mengunggah postingan pada Rabu, 14 Agustus 2024, dan sudah ditonton 4 juta kali lebih hingga sehari berikutnya.

Dalam postingan tersebut, pemilik akun menuliskan seorang dokter muda di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) meninggal dunia akibat bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat ke dalam tubuh.

Diduga, dokter muda ini tidak kuat menahan bully selama menjalani PPDS Anestesi UNDIP Semarang. Pemilik akun juga mengunggah ucapan belasungkawa yang disampaikan RSUD Kardinah Kota Tegal atas meninggalnya dokter berinisial ARL itu.

-------------

* Artikel ini tidak dimaksudkan menginspirasi siapa pun untuk melakukan hal serupa. Bagi Anda yang merasakan gejala depresi dan pernah terbersit untuk mengakhiri hidup, segera ceritakan kepada orang terdekat dan minta pertolongan profesional seperti psikolog, psikiater, dan klinik kesehatan mental.

-------------

Tercantum pula sebuah surat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI. Isinya meminta kepada Direktur Utama RSUP dr. Kariadi agar menghentikan program studi anestesi hingga dilakukan investigasi. Ada langkah-langkah yang hendaknya diperhatikan oleh jajaran Direksi Rumah Sakit dr. Kariadi dan Fakultas Kedokteran UNDIP.

Surat yang sama juga menyebutkan alasan dilakukan langkah tersebut adalah karena terjadi dugaan perundungan di Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang ada di RSUP dr. Kariadi hingga menyebabkan kejadian yang tidak diinginkan. Surat ini dikeluarkan tanggal 14 Agustus 2024.