News - Rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur masih memantik pro kontra di tengah masyarakat. Ada perbedaan persepsi orang-orang yang tinggal di Jawa, Sumatera, serta orang-orang di luar Jawa dan Sumatera, termasuk Kalimantan, terkait isu ini. Setidaknya, itu yang tergambar di wawancara dan survei terbaru terkait isu ini.

Kemenangan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, berdasarkan pengumuman terakhir Komisi Pemilihan Umum (KPU), semakin memuluskan rencana pembangunan IKN dan perpindahan ibu kota negara. Pasalnya, pasangan ini kerap menggaungkan niat untuk melanjutkan program IKN.

Yang menarik, pembangunan IKN dan perpindahan ibu kota membuat masalah terkait pembangunan Indonesia yang Jawa-sentris kembali disorot. Sebagian kelompok menganggap perpindahan pusat pemerintahan ke IKN akan bermanfaat untuk pemerataan ekonomi ke berbagai wilayah di Indonesia di luar Jawa. Sementara itu, kelompok lainnya menganggap, perpindahan IKN tidak akan efektif dan akan membuat kerugian lingkungan dan sosial yang lebih besar.

Tri (31), warga Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menjadi salah satu yang menyambut baik rencana pembangunan ibu kota baru tersebut. Perlu diketahui bahwa Balikpapan dekat dengan lokasi IKN.

Baginya, upaya pemindahan ibu kota ke Nusantara adalah upaya agar membuat Indonesia tidak menjadi Jawasentris. Ia merasa, selama ini, wilayah selain di Pulau Jawa terkesan dianaktirikan terkait pemerataan sumber daya.

“Masa kecilku dipenuhi mati lampu dan mati air. Kalau nanti jadi ibu kota, masa mati lampu dan mati air terus,” katanya pada Tirto, Senin (25/3/2024.