News - Penyidik Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan akan memeriksa sejumlah saksi untuk menguji sejumlah bukti terkait dugaan perundungan di Binus School.
"Ahli pidana, kemudian ahli telematika, apakah betul tidak ada editan dari barang bukti yang diberikan seperti CCTV, kemudian visum. Itu yang menjadi barang bukti untuk memperjelas kasus yang dilaporkan," kata Kasihumas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, kepada wartawan, Senin (23/9/2024) malam.
Lebih lanjut Nurma membeberkan, sampai saat ini rekaman CCTV yang diambil penyidik dan diberikan pihak Binus tidak ada perbedaan. Namun, pendalaman dugaan adanya editan dari video yang beredar di media sosial.
Nurma menjelaskan, sejauh ini proses penyelidikan masih di tahap pemeriksaan saksi-saksi. Pemeriksaan terakhir yang dilakukan adalah kepada pelapor dan korban.
"Tadi (23/9/2024) penyidik memanggil untuk pelapor kemudian anak korban untuk dimintai keterangan," ungkap dia.
Menurut Nurma, dari keterangan pelapor dan korban masih digali mengenai peristiwa dugaan perundungan. Selanjutnya, pemeriksaan pun akan kembali dilakukan kepada 18 pihak yang sebelumnya sudah memberikan klarifikasi.
Perkembangan terakhir kasus ini adalah dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Untuk memperjelas perkara ini, KPAI memanggil sejumlah pihak secara bersama-sama, kemarin sekitar pukul 13.00 WIB.
"Klarifikasi penanganan kasus karena yang kami undang Polres Jaksel, Irjen Kemendikbud, Kepala SMA Binus Simprug, Kepala Dinas Sosial DKI Jakarta, Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk DKI Jakarta," tutur Komisioner KPAI Diyah Puspitarini kepada reporter Tirto.
Diyah menjelaskan, KPAI memandang peristiwa yang terjadi di Binus School tetap harus ditangani meskipun ada sanggahan bahwa itu perundungan. Sebab, dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, kekerasan dalam bentuk apapun tidak boleh dilakukan.
"Perundungan atau perkelahian ini tetap masuk di kekerasan fisik anak. Tetap ada anak korban dan anak pelaku, serta efek yang ditimbulkan," ungkap Diyah.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Ivan Sugianto Ditangkap Buntut Suruh Remaja Sujud & Menggonggong
KPAI Turun Tangan Usut Dugaan Perundungan di Binus School
Profil Binus School Simprug & Fakta Dugaan Kasus Bullying
Amanat Pembina Upacara tentang Bullying di Sekolah & Sanksinya
Populer
Fenomena Gaya Hidup Slow Living di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Komnas Perempuan: Pinjol Pemicu Baru Terjadinya Kasus Femisida
Pilkada Dianggap Mahal, Prabowo Ingin Kepala Daerah Dipilih DPRD
Bias Publik dan Suara Korban KDRT di Kalangan Selebritas
Masa Depan Bisnis Teknologi Asia Tenggara di Genggaman Vietnam
Kala Kelas Menengah Berolahraga: Aku Lari, Maka Aku Ada
Beda Hasil Dukungan Jokowi di Solo: Respati Menang, Lutfhi Kalah
Apa Iya Ustaz Adi Resmi Gantikan Miftah Jadi Utusan Presiden?
Flash News
Prabowo Kumpulkan Menteri di Istana, Bahas soal Warga Binaan
KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan terhadap Yasonna Laoly
Gibran Ingin Fatayat NU Jadi Tempat Berlindung Nyaman Perempuan
Polisi Selidiki Penyebab Ledakan Mesin Pompa SPBU di Jaktim
Yusril: Di KUHP Baru, Pengguna Narkotika Direhab Tidak Dipidana
Pilkada Dianggap Mahal, Prabowo Ingin Kepala Daerah Dipilih DPRD
Prabowo: Di Setiap Parpol Pasti Ada Perkubuan, termasuk Gerindra
Prabowo di HUT Golkar: Nyaman Ada Mbak Puan Jadi Check & Balance
Bahlil Ingin Kader Golkar Tiru Kegigihan Prabowo
Bahlil Ungkap Ketum Golkar Belum Tentu Bisa Jadi Presiden
Kejari Semarang Tahan Tersangka Penyelundupan Miras dari Cina
Laporan Kinerja Dewas KPK: 109 Insan KPK Kena Sanksi Etik
Curhat Dewas Pusing Tangani Pelanggaran Etik Pimpinan KPK
Hakim Ini Dissenting Opinion, Sebut Ronald Tannur Tak Bunuh Dini
Pramono: Korban Kebakaran Kemayoran Ingin Hunian Lebih Layak