News - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perdagangan barang Indonesia defisit ke beberapa negara dengan penurunan terbesar terjadi terhadap Cina, Australia, dan Thailand.
Defisit perdagangan Indonesia ke Cina mencapai 0,69 miliar dolar AS, lebih baik ketimbang realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,32 miliar dolar AS.
Meski begitu, defisit perdagangan ke Cina pada Juni 2024 tercatat lebih dalam dari bulan yang sama di tahun sebelumnya yang senilai 0,27 miliar dolar AS.
“Australia [defisit] 0,331 miliar US dolar dan Thailand [defisit] 0,328 miliar US dolar,” kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar, dalam Rilis Berita Resmi Statistik, di Jakarta, Senin (15/7/2024).
Defisit perdagangan Indonesia dengan Cina didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya atau kode HS 84, kemudian mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya atau kode HS 85, serta plastik dan barang dari plastik atau kode HS 39.
Defisit perdagangan ke Australia lebih baik ketimbang perdagangan Mei 2024 maupun Mei 2023, dengan realisasi perdagangan masing-masing senilai 0,54 miliar dolar AS dan 0,53 miliar dolar AS. P
un dengan defisit perdagangan ke Thailand yang pada Juni 2024 senilai 0,33 miliar dolar AS, lebih baik dari Mei 2024 dan Juni 2023 yang masing-masing senilai 0,32 miliar dolar AS dan 0,35 miliar dolar AS.
“Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan barang Indonesia mencapai 15,45 miliar US dolar, atau mengalami penurunan sebesar 4,46 miliar US dolar dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Amalia.
Jika dilihat lebih rinci, secara kumulatif, neraca perdagangan non migas mengalami surplus 25,55 miliar dolar AS, atau lebih rendah sekitar 1,31 miliar dolar AS. Sedangkan neraca perdagangan migas secara kumulatif sejak Januari-Juni 2024 tercatat senilai 25,55 miliar dolar AS, atau turun 3,16 miliar dolar AS dibanding periode Januari-Juni 2023.
“Jika dilihat menurut negara, defisit neraca perdagangan kumulatif terbesar hingga Juni tahun ini terjadi dengan Tiongkok sebesar 5,43 miliar US dolar,” ungkap Amalia.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Ikhtiar Wujudkan Dunia Inklusif dan Tanpa Kekerasan bagi Difabel
Trans Jogja Belum Ramah Difabel, Pengguna Kursi Roda kesulitan
Pemprov DKJ Umumkan UMP 2025 Naik Jadi Rp5,39 Juta
LRC-KJHAM Catat Kekerasan terhadap Perempuan Meningkat pada 2024
Populer
Yusril Buka Kemungkinan Bahas Lembaga Tunggal Tangani Korupsi
PKB & PDIP Kuasai Jawa Timur, tapi Kenapa Justru Kalah Pilkada?
Ledakan di Kawasan Bulungan Diduga dari Tabung Gas di Spa Winner
Grab Siap Beri Data Mitra Pengemudinya untuk Didata Pemerintah
Kronologi Kebakaran Rumah di Kemayoran Jakarta Pusat
Airlangga Usul BRI & BSI Jadi Bullion Bank, Begini Tanggapan OJK
Riwayat Palabuhanratu, dari Mitos sampai Tujuan Favorit Vakansi
Kisruh Dualisme PMI Ancam Layanan Kesehatan Optimal Masyarakat
Flash News
Trans Jogja Belum Ramah Difabel, Pengguna Kursi Roda kesulitan
LRC-KJHAM Catat Kekerasan terhadap Perempuan Meningkat pada 2024
Pemprov Siapkan 3 Lokasi Pengungsian Korban Kebakaran Kemayoran
Inovasi Pembangunan Kota, APEKSI Luncurkan Buku Praktik Baik
MK Terima 241 Permohonan Sengketa Hasil Pilkada Serentak 2024
Pilkada Berlangsung Damai, Wamenag Apresiasi Presiden & Polri
Prabowo Akan Hadiri Apel Kasatwil Polri di Akpol Semarang
Mario Dandy Jalani Sidang Perdana Kasus Pencabulan
Natalius Pigai Sebut 50% Asta Cita Prabowo Berisikan Tentang HAM
Polisi: Gas di Spa Winner Sempat Akan Dipadamkan Sebelum Meledak
Kejagung Ajukan Kasasi Atas Putusan Bebas Afung Terkait Timah
Polisi Tangkap 4 Pelaku Penculikan Wanita di Antapani Bandung
Komnas Perempuan: Pinjol Pemicu Baru Terjadinya Kasus Femisida
Pimpinan KPK Keluhkan Kurang Lakunya Lelang Barang Rampasan
Imigrasi Kualanamu Perketat Awasi PMI Ilegal saat Libur Nataru