News - Perayaan Halloween dipenuhi dengan hal-hal yang menyeramkan seperti kostum zombie, drakula, vampir atau hantu-hantu. Di beberapa negara, pernak-pernik yang menggambarkan kematian dijadikan makanan dan pakaian, seperti permen berbentuk tengkorak.
Perayaan yang dipenuhi dengan segala aksesoris horor itu berlangsung setiap tahun dan selalu ramai.
Halloween dirayakan oleh hampir semua negara. Orang-orang akan berparade mengelilingi kota dengan kostum itu atau menyalakan api unggun atau melakukan berbagai permainan.
Di Jepang parade Halloween itu akan dipenuhi dengan kostum ganjil seperti kostum psikopat penuh darah dan zombie yang wajahnya robek. Begitu juga di Amerika Serikat, orang-orang akan memakai kostum penyihir atau vampir.
Perayaan Halloween di Amerika Serikat tahun ini diperkirakan memakan biaya yang cukup besar.
Dalam survei tahunan National Retail Federation yang dilakukan oleh Prosper Insights dan Analytics menjelaskan bahwa konsumen akan meningkat dalam pembelian untuk perayaan Halloween. Hal ini dipengaruhi oleh teman, tetangga, dan bahkan selebritas di media sosial.
Selain karena perayaan tahunan, salah satu yang faktor yang memengaruhi adalah karena banyak orang menyukai situasi horor atau segala macam yang berhubungan dengan itu.
Gary Vaughn, seorang profesor bahasa Inggris dari University of Cincinnati, menggali tema-tema yang mendasari acara TV populer, "American Horror Story: Freak Show" untuk mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa sesuatu yang aneh atau bahkan menjijikkan masih membuat kita ingin melihatnya atau mengapa kita masih ingin menonton hal yang jelas menyeramkan?
Presentasi Vaughn mengkaji tentang daya pikat "monster" serta apa yang ia sebut "daya tarik umpan-dan-ganti" atau yang dimulai dengan voyeurisme (kesukaan kita ikut campur tangan dalam hidup orang lain) tetapi berakhir dalam refleksi.
Menurut Vaugh, awal dari pengalaman menonton program televisi horor ini serupa dengan yang dialami oleh para penonton yang biasanya membayar untuk duduk di pameran sisi karnaval abad ke-19, yaitu pertunjukan yang menampilkan wanita berjanggut atau hewan berkepala dua. Ada daya tarik untuk "keanehan" di luar pengalaman kita sehari-hari.
"Ketika menontonnya, kita dipaksa untuk menghadapi apa yang kita anggap sebagai masalah keanehan. Orang-orang aneh dalam seri ini memiliki rasa keadilan mereka sendiri, rasa kepercayaan mereka sendiri dan etika mereka sendiri. Dalam banyak contoh, mereka menunjukkan kualitas manusia yang lebih mengagumkan daripada yang disebut karakter biasa di kota itu," jelas Vaughn.
Para penonton pertama-tama akan terlibat dalam acara itu kemudian ia semakin masuk ke dalam kehidupan si manusia aneh dan setelah selesai menonton, ia mulai merefleksikan apa yang ia lihat.
Acara "Freak Show" ini juga memaksa penonton untuk mempertimbangkan hal yang tidak biasa sebagai bagian dari keinginan sosial kita. Bahwa kita akan mulai mencoba memaklumi orang-orang yang kita lihat berbeda dari diri kita sendiri, termasuk orang cacat atau "abnormal".
"'Freak Show' memaksa kita untuk menghadapi ketakutan intelektual kita sendiri tentang perbedaan, tentang keragaman, dan tentang ketakutan akan perubahan," kata Vaughn.
"Di awal mungkin kita akan tampak ikut campur dala kehidupan mereka, tetapi lama-lama hal seperti itu akan membuat kita berhenti dan berpikir tentang siapa yang mungkin menjadi orang 'nyata' yang aneh atau apa yang buruk tentang menjadi 'abnormal' atau anomali?" jelas Vaugh seperti dilansir Cincinnati.
Selain itu kita manusia juga ternyata sangat menyukai rasa takut. Dalam riset Nicole Martins dan Teresa Lynch dari University's Media School yang dilansir News menjelaskan bahwa ketakutan memberikan rasa tenang dan nikmat.
Perasaan tentang menghadapi rasa takut dan teror membangkitkan kekuatan dalam diri. Kita akan diberi sensasi bertahan hidup.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Hukum Merayakan Halloween dalam Islam, Apakah Haram?
Takut-Takut Tapi Mau: Mengapa Kita Suka Nonton Film Horor?
40 Kata-Kata Ucapan Happy Halloween 2024 Bahasa Inggris
Rekomendasi Sewa Kostum Halloween Bandung dan Surabaya
Populer
KPK Tak Ingin Penyelidikan Kasus Pagar Laut Sama dengan Kejagung
Prabowo Minta Pelantikan Kepala Daerah Diundur, Ini Alasannya
Siasat Cimahi menjadi Kota Tanpa TPA
Abraham Samad dkk Minta KPK Usut Suap Penetapan PIK 2 Jadi PSN
Kehadiran Fly Jaya dan Masa Depan Bisnis Penerbangan Indonesia
PT TRPN Akui Lakukan Pelanggaran Soal Pagar Laut Bekasi
Dilema Indonesia soal EBT Hanya Bikin Transisi Energi Kian Suram
Penjelasan BI soal Nilai Tukar Dolar AS Jadi Rp8.170 di Google
Flash News
PT TRPN Akui Lakukan Pelanggaran Soal Pagar Laut Bekasi
Megawati Akan Bertemu Paus Fransiskus di World Leaders Summit
Pemerintah Kebut Regulasi Digital Anak, Kaji Batas Usia Medsos
Kemlu Tindak Lanjut Laporan Kasus Pemerasan WN Tiongkok
Menteri Hukum Yakin Ekstradisi Paulus Tannos Rampung Pekan Depan
Kapolri Tunjuk Brigjen Agus Jadi Kakorlantas Gantikan Irjen Aan
DPR & Pemerintah Sepakat RUU BUMN Dibawa ke Paripurna
Pramono Anung Ogah Ambil Pusing soal Pelantikan Gubernur Ditunda
Polisi Bebaskan WN Rusia yang Sempat Ditangkap Kasus Perampokan
Pramono Jamin Tak akan Izinkan ASN Jakarta Berpoligami di Eranya
Kepala Daerah Tunda Dilantik, Jabatan Pj Diminta Diperpanjang
Anggota TNI AD Aniaya Perempuan di Tangsel Hingga Tewas
DPR akan Gelar Rapat Ulang Jadwal Pelantikan Kepala Daerah
Guru Ngaji Banting Balita di Tangerang, Dalih Kesal Sama Korban
Komnas HAM Dorong SUHAKAM Investigasi Penembakan PMI di Malaysia