News - Stereotipe gender telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya dan interaksi sosial sehari-hari, termasuk di lingkungan kerja. Dari masa ke masa, masyarakat telah terbiasa dengan konsep stereotip gender, meskipun tidak selalu menyadarinya secara eksplisit. Lalu, apa itu stereotip gender?

Dalam Jurnal Marwah Vol. 14, No. 2 (2015) dijelaskan, stereotip gender adalah pandangan umum dalam masyarakat yang menempatkan entitas dalam hierarki berdasarkan jenis kelamin. Hal ini mencakup generalisasi tentang aktivitas, kemampuan, atribut, dan pilihan yang dianggap sesuai dengan jenis kelamin seseorang.

Studi lain dalam JurnalSains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (JSKPM) Vol. 42, No. 2 (2020) disebutkan, stereotipe gender muncul dari pengategorian perempuan dan laki-laki dalam konteks sosial yang dipengaruhi oleh perbedaan psikologis sebagai akibat dari perbedaan seks.

Dampaknya, terbentuklah keyakinan tentang perilaku yang membedakan antara perempuan dan laki-laki. Keyakinan ini merupakan label yang telah mengakar dalam masyarakat untuk membedakan peran khas dari masing-masing jenis kelamin.

Contoh stereotipe gender jamak ditemukan di lingkungan kerja, misalnya perbedaan gaji antara laki-laki dan perempuan dengan beban kerja yang sama. Selain itu, pandangan bahwa perempuan lebih emosional membuatnya dianggap kurang kompeten dibanding laki-laki yang diklaim lebih rasional.