News - Pengobatan tradional cukup populer dan menjamur di kalangan masyarakat Indonesia. Obat tradisional dinilai lebih kecil efek sampingnya, sebab berasal dari bahan-bahan alami.
Kendati demikian, konsumsi obat tradisional harus tetap memerhatikan penggunaan. Setidaknya, ada 6 aspek yang harus diperhatikan, yakni tepat dosis / takaran, tepat waktu penggunaan, tepat cara penggunaan, tepat pemilihan bahan, tepat telaah informasi, dan tepat indikasi.
Pengertian Obat Tradisional
Melansir dari jurnal Universitas Muhammadiyah Malang dan laman Farmasi UGM, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (BPOM, 2014).
Senada dengan pengertian di atas, obat tradisional atau sering juga disebut dengan jamu (emperical based herbal medicine) adalah obat tradisonal yang disediakan secara tradisional yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut higienis (bebas cemaran) serta digunakan secara tradisional.
Bagi masyarakat Indonesia, obat tradidional atau sering disebut dengan jamu adalah resep turun-temurun dari leluhurnya agar dapat dipertahankan dan dikembangkan. Bahan-bahan jamu sendiri diambil dari tumbuh-tumbuhan yang ada di Indonesia baik itu dari akar, daun, bunga, maupun kulit kayu.
Keunggulan dan Kelemahan Obat Tradisional
Data dari WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa pengobatan tradisional secara umum digunakan pada negara dengan penghasilan menengah dan rendah.
Melansir dari laman Ismafarsi, penggunaan obat tradisional memiliki beragam kelebihan dibandingkan dengan obat modern. Kandungan senyawa di dalam obat tradisional dapat memberikan efek komplementer (saling melengkapi) atau efek sinergisme (memiliki efek serupa/sama).
Satu tanaman obat memiliki kandungan lebih dari satu senyawa kimia. Dengan kata lain, satu obat tradisional yang umumnya terdiri dari berbagai jenis tanaman obat terkandung beragam senyawa kimia yang dapat memberikan efek saling mendukung untuk mencapai tujuan pengobatan (Katno, 2008).
Konsumsi obat tradisional juga dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan bahan obat yang terkandung di dalamnya. Ada obat tradisional yang diseduh, ada yang dapat dibuat menjadi teh, ada juga yang dapat dicampurkan dengan makanan, dan sebagainya (Sam, 2019).
Sementara itu, kelemahan obat tradisional adalah memiliki efek farmakologis yang lemah dan lambat. Hal tersebut disebabkan rendahnya kadar suatu senyawa dan kompleksnya senyawa kimia dalam kandungan tanaman obat.
Kandungan senyawa yang beragam membuat obat tradisional harus melewati proses standarisasi yang kompleks. Penanganan pasca-panen yang tepat dan benar juga diperlukan, khususnya untuk bahan baku dengan sifat higroskopis dan mudah terkontaminasi oleh mikroba (Katno, 2008).
Obat tradisional banyak digunakan guna menanggulangi penyakit-penyakit yang memerlukan pemakaian obat jangka panjang, yakni kelompok penyakit akibat gangguan metabolisme tubuh, seperti kencing manis, kolesterol tinggi, dll. serta penyakit degenerative, seperti radang persendian.
Penggunaan obat tradisional dalam waktu lama dianggap lebih aman karena efek sampingnya yang lebih kecil (dengan penggunaan yang tepat) dibandingkan dengan obat modern (Katno, 2008). Jamu harus memenuhi kriteria :
- Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan
- Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris
- Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku
- Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata- kata: ” Secara tradisional digunakan untuk …”.
Produk jamu tidak boleh mencantumkan klaim khasiat menggunakan istilah farmakologi/medis seperti jamu untuk hipertensi, jamu untuk diabetes, jamu untuk hiperlipidemia, jamu untuk TBC, jamu untuk asma, jamu untuk infeksi jamur candida, jamu untuk impotensi, dan lain-lain.
Terkini Lainnya
Pengertian Obat Tradisional
Keunggulan dan Kelemahan Obat Tradisional
Artikel Terkait
Apa Itu Simplisia? Simak Pengertian, Jenis, Manfaat, & Contohnya
Menelusuri Klaim Air Kelapa Bakar Bisa Sembuhkan Batu Ginjal
Merebaknya Bisnis Jamu hingga Jadi Warisan Budaya UNESCO
Mitos Bangle untuk Bayi dan Kegunaannya bagi Ibu Hamil
Populer
Kreativitas Pak Jarwo Mengubah Kain Perca Jadi Aksesori Mahal
Bahlil Ogah Komentari Dualisme Kadin: Itu Urusan Internal
OJK Jatuhkan Sanksi ke Asuransi Jiwasraya & Berdikari Insurance
Panca Darmansyah Divonis Mati atas Pembunuhan 4 Anak Kandungnya
Jejak Sawit Dalam Hidup, Dari Dapur Hingga Kamar Mandi
Pelaku Kekerasan Karyawan di Brandoville Studios WNA Hongkong
KPK: Laporan Gratifikasi Jet Pribadi Kaesang Tetap Diproses
Suswono Tawarkan Solusi Masalah Kampung Narkoba dan Krisis Air
Flash News
Bali International Airshow 2024 Jadi Wadah Kerja Sama Aviasi
Bali International Airshow Tak Ganggu Jadwal Penerbangan Reguler
PKL Teras Malioboro 2 Minta DPRD Evaluasi Kinerja Pemkot Yogya
Pramono Berencana Lanjutkan Program Waterway Era Sutiyoso
Polisi akan Periksa Lagi Saksi dalam Kasus Bullying Binus School
KPK: Laporan Gratifikasi Jet Pribadi Kaesang Tetap Diproses
Heru Budi Akui Tak Bisa Langsung Terapkan ERP, Ini Alasannya
DPR RI Setujui Naturalisasi Mees Hilgers & Eliano Reijnders
Pansel Diminta Laksanakan Tes Wawacara Capim KPK Secara Terbuka
Heru Pastikan Bayar Sisa Commitment Fee Formula E Tanpa APBD
Polisi Buru Bos Perusahaan Animasi yang Diduga Menyiksa Karyawan
KPK Bisa Saja Panggil Jokowi soal Kaesang yang Pakai Jet Pribadi
Pelaku KDRT hingga Istrinya Meninggal Ditetapkan Jadi Tersangka
Kemendag Berupaya Tingkatkan Ekspor lewat Trade Expo Indonesia
Sutiyoso Harap Dharma-Kun Bisa Atasi Banjir & Macet Jakarta