News - Pemerintah akan membangun pemukiman yang terbakar akibat konflik berdarah antara warga Desa Ilepati dan Bugalima, Kecamatan Adonara Barat, Pulau Adonara, Senin (21/10/2024) lalu.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, menyebut, pemerintah tidak hanya akan membangun pemukiman, melainkan juga akan melakukan penetapan batas wilayah desa agar tidak lagi terjadi konflik. Ia pun mengatakan, kebijakan itu akan dilakukan pemerintah setempat dan dibantu oleh Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian ATR/BPN.
"Pembangunan rumah kembali. Tetapi beberapa proses administrasi harus kita lakukan, termasuk membicarakan lebih dalam dengan masyarakat, pihak-pihak desa yang bersengketa agar konflik sosial ini tidak terulang lagi di kemudian hari," kata Pratikno di Gedung Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2024).
Kemudian, Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Maruarar Sirait, mengaku akan terjun langsung dengan berkoordinasi kepada gubernur maupun bupati setempat demi menyelesaikan masalah konflik puluhan tahun itu.
"Karena ini memindahkan bukan hanya rumah, tapi kehidupan. Sudah ada yang puluhan tahun tinggal di situ, ratusan tahun, dekat dengan gerejanya, dekat dengan pasar, dekat dengan sekolah," kata Maruarar.
Oleh karena itu, Maruarar memastikan akan ada upaya dialog dengan masyarakat tentang rencana pembangunan kembali pemukiman agar tidak terjadi konflik berulang. Hal ini sesuai arahan Pratikno dalam menyelesaikan konflik berdarah di kedua desa tersebut.
"Jadi arahan dari Pak Menko, kita tidak pakai pendekatan top down, tapi dialog, dan itu berulang-ulang, supaya jangan nanti pada saat dibangun misalnya, kadang-kadang diajak terlibat bicara, jadi gak dihuni," tuturnya.
Diketahui, konflik antar desa Ilepati dan Bungalima, Adonara Barat, bermula dari konflik berkepanjangan soal tanah adat yang telah berlangsung sejak 1970.
Pada tahun 1990, telah terjadi mediasi antar kedua desa tersebut, tetapi upaya mediasi belum menyepakati batas tanah yang disengketakan.
Pada 2024, telah dilakukan pengukuran batas oleh Badan Pertahanan Nasional (BPN), namun ketidakpuasan masyarakat tetap ada hingga kembali terjadi konflik antar kedua desa tersebut, Oktober lalu. Atas konflik tersebut, satu orang tewas karena tertembak, empat orang mengalami luka tembak, dan 49 rumah terbakar.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Hoaks Netanyahu Lari ke Bunker Saat Serangan Rudal Iran
Hoaks Kemunculan Ribuan Tentara Berkuda Memasuki Palestina
Kapan Suatu Konflik Sosial akan Berkembang Menjadi Kekerasan?
Penyebab Perang Iran vs Irak: IRGC Serang Kota Erbil, Ada Apa?
Populer
Fenomena Demam Koin Jagat: Antara Hiburan & Kebutuhan Finansial
Edy Rahmayadi Minta MK Batalkan Kemenangan Bobby-Surya
Daya Beli Tertekan, Harga Pangan Kian Menggila
Era Bakar Uang Meredup, Startup Unicorn Berjuang Agar Tak Lenyap
Ketua DPD Saran Gunakan Dana Zakat untuk Biayai Program MBG
Apa Faktor Utama Penyebab Kebakaran di Los Angeles?
Untung Rugi RI Beli Minyak Rusia usai Resmi Jadi Anggota BRICS
Kemendikti Berpeluang Terapkan Skema Ini soal Tukin Dosen
Flash News
Kejagung Tahan Eks Ketua PN Surabaya di Kasus Ronald Tannur
PPPA Dorong Pembatasan Penggunaan Medsos & Gadget untuk Anak
KPK Tahan 1 Tersangka Kasus Korupsi Investasi PT Taspen
Khofifah Dorong Prabowo Terapkan MBG di Sekolah TK Islam
KKP Diminta Tindak Tegas Pembuat Pagar Laut 30 Km di Tangerang
KPK Bantah Hasto Tak Ditahan karena Megawati Telepon Prabowo
PBNU Ungkap Syarat Ketat jika Dana Zakat Biayai Program MBG
Khofifah Undang Prabowo Hadiri Kongres Muslimat NU di Surabaya
Andika Cabut Gugatan Pilkada, Ahmad Luthfi Tunggu Penetapan MK
Wali Kota Jaktim Telusuri Identitas Anak Main Skuter di Jalan
Respons Pigai soal Perusahaan yang Belum Pekerjakan Difabel
Dapur Umum MBG di Bantul Ditargetkan Berjalan Akhir Januari 2025
Kejagung Siap Lindungi Bambang Hero usai Dilaporkan ke Polisi
BPBD Jakarta Minta Publik Buat Turap Mandiri Antisipasi Longsor
Pratikno Akui Penyaluran Makan Bergizi Gratis Belum Merata