News - Ketua DPP PDIP bidang Reformasi Sistem Hukum Nasional, Ronny Talapessy, menilai langkah pemerintah memberikan izin Hak Guna Usaha (HGU) selama 190 tahun, belum tentu membuat investor tertarik berinvestasi ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Apalagi hukum masih kerap dipermainkan oleh pemerintah.
"Sebetulnya mendatangkan investor itu dari dulu sampai sekarang rumusnya adalah kepastian hukum. Kemudian ada kemudahan perizinan, kemudahan berusaha," kata Ronny saat dihubungi Tirto, Jumat (19/7/2024).
Ia mengatakan bila investor belum datang ke IKN, artinya syarat itu belum benar-benar terpenuhi. Ronny kemudian menyinggung hukum pada penghujung pemerintahan Jokowi, yang malah terkesan sering dijadikan alat kekuasaan.
"Hukum bisa dipermainkan oleh yang berkuasa, bongkar pasang pasal dan aturan agar tujuannya bisa tercapai. Itu wajah hukum kita hari ini, dan tentu akan berdampak pada penilaian investor yang ragu terhadap nasib usahanya," ucap Ronny.
Ia mengatakan bila hukum tetap dipermainkan, langkah memberikan izin HGU sampai 190 tahun belum tentu bikin investor berminat.
"Kalau hukum bisa diutak-atik sesuai kepentingan penguasa, mau 190 tahun, 250 tahun, dan 900 tahun sekalipun kalau investor merasa perlindungan hukum, kepastian hukum tidak ada, maka investor pasti akan menghitung ulang," tutur Ronny.
Kendati demikian, PDIP menilai pembangunan IKN perlu lebih terencana, tidak perlu terburu-buru. Ia berkata tidak ada yang salah bila pembangunannya harus terlambat.
"Rakyat pasti bisa mengerti. Perlu diingat bahwa ini proyek bangsa, akan terus dilanjutkan oleh pemerintahan-pemerintahan berikutnya. Pak Jokowi tidak perlu merasa kecil hati kalau belum siap," tutur Ronny.
Menurut Ronny, terpenting fasilitas-fasilitas dasar harus sudah ada seperti kantor dan istana presiden serta wapres, kementerian. "Maka bolehlah pemerintah yang baru berkantor di sana, sambil membenahi yang lain sampai benar-benar rampung," tutup Ronny.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Jokowi Minta Maaf atas Sikapnya di Depan Pangdam dan Kapolda
Menhub Uji Coba Pendaratan Pesawat Jet Perdana di Bandara IKN
Maruf Amin Dampingi Jokowi pada Sidang Kabinet Terakhir di IKN
Menhub Budi Buka Peluang Lelang Bandara IKN, Asing Boleh Masuk
Populer
KSAD Usul Ahli Siber Sipil Jadi Tentara dengan Pangkat Tituler
Pemerintah Resmi Izinkan Ekspor Tanaman Kratom
Beda Antara JakLingko dan Mikrotrans dalam Transportasi Jakarta
Jokowi Minta Maaf atas Sikapnya di Depan Pangdam dan Kapolda
Salah, Poster HMI Tolak Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia
Apindo soal Potongan Gaji Dana Pensiun: Tapera Saja Kami Tolak
Kisah Kiai Cokro, Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro
Basuki: Jangan Jadikan Proyek Tanggul Laut Raksasa Septic Tank
Flash News
DPR Setujui Permintaan Kemenpora Tambah Anggaran Rp500 Miliar
Dikritik Megawati karena Susah Ditemui, Kapolri: Beliau Sayang
Nawawi Pomolango: KPK Bukan Anak Kandung Pemerintahan Megawati
Jokowi Nilai Kemensos Butuh Menteri Definitif meski Cuma 40 Hari
Kapolri Siapkan Penyidik Usut Dugaan Penyelewengan Dana PON 2024
Saksi Akui Pernah Antar Harvey Moeis ke Polda Bangka Belitung
Survei Indikator Politik: Dedi Mulyadi-Erwan Unggul di Jabar
Panglima TNI Rotasi Jampidmil hingga Sesjen Wantannas
Dasco: Prabowo Belum Beres Simulasikan Jumlah Menteri di Kabinet
Prabowo Diminta Tidak Pilih Menkeu Berlatar Belakang Politikus
Jokowi Serahkan Nasib Pembentukan Angkatan Siber kepada Prabowo
Dapat Tambahan Anggaran, Kementan Bakal Garap Lumbung Pangan
Jokowi Minta Maaf atas Sikapnya di Depan Pangdam dan Kapolda
Bahlil Tak Masalah Kabinet Prabowo Berjumlah Hingga 44 Menteri
Ridwan Kamil soal Penolakan Warga di Jaktim: Ujungnya Salaman