News - Kondisi pilot pesawat Susi Air, Philip Mark Mehrtens belum diketahui hingga kini. Memasuki bulan ke-7 masa penyanderaan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) merahasiakan kondisi pilot asal Selandia Baru itu.
Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan tidak adanya upaya negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Selandia Baru membuat pihak OPM untuk sementara tak mau mengumumkan kondisi Philip Mehrtens.
"Kami tidak akan umumkan kondisi pilot asal New Zealand, selagi pemerintah New Zealand dan pemerintah Indonesia tidak mau negosiasi dengan Tim TPNPB," jelas Sebby kepada Tirto, Jumat (8/9/2023).
Sebby mengatakan timnya tak bisa menjalin komunikasi secara langsung dengan Egianus Kogoya, kelompok yang menyandera Philip Mehrtens di Nduga, Papua Pegunungan. Menurut Sebby, kelompok Egianus Kogoya tengah meladeni operasi militer yang dilakukan TNI dan Polri.
"Kami tidak bisa kirim tim ke Nduga untuk tatap muka dengan Panglima Egianus Kogoya dan pasukannya, karena anggota TNI dan Polri sedang melakukan operasi militer dan serangan-serangan yang masif sedang dilakukan," ucap Sebby.
Sebby berharap pemerintah Indonesia menghentikan operasi militer yang menyasar kelompok Egianus Kogoya di Nduga. Harapan ini disampaikan Sebby agar pihaknya bisa berkomunikasi dengan Egianus Kogoya dan kelompoknya.
"Dengan situasi ini kami belum bisa kirim tim ke Nduga untuk bicara dengan Panglima Egianus Kogoya dan pasukannya, oleh karena itu kami harap Pemerintah Indonesia harus hentikan operasi militer dulu," tuturnya.
Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri mengklaim upaya pembebasan Philip masih terus dilakukan dengan penuh ketelitian dan kecermatan.
"Negosiasi masih dilakukan dengan melibatkan berbagai pihak termasuk keluarga," jelas Fakhiri di Jayapura, Jumat (8/9/2023) dilansir dari Antara.
Diakui, langkah yang diambil itu untuk meminimalisasi jatuhnya korban baik sipil maupun aparat keamanan.
"Kami berupaya menekan terjadinya kekerasan, apalagi saat ini sedang menuju agenda nasional, " ucap Fakhiri.
Fakhiri mengklaim aparat keamanan tidak melakukan tindakan pengejaran. Aparat keamanan lebih mengutamakan menjaga kawasan pemukiman masyarakat guna memberikan rasa aman.
"Kami akan terus berupaya membebaskan pilot Selandia Baru yang ditawan sejak tanggal 7 Februari lalu," katanya.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Pembebasan Pilot Susi Air & Urgensi Pendekatan Humanis di Papua
Menko Polhukam: KKB Tak Minta Imbalan Pembebasan Pilot Susi Air
Pilot Susi Air Philip Akan Tiba di Jakarta Sabtu Pukul 20.00 WIB
TNI & Selandia Baru Setuju Dialog demi Bebaskan Pilot Susi Air
Populer
Usaha Panjang Untuk Menjaga Sang Ibu Lautan
Hujan Pungutan di 2025: Kredit Terancam, Rakyat Makan Tabungan
Ummi Wahyuni Dicopot DKPP, Pleno Pilgub Jabar Dipimpin Plt KPU
Nestapa Ojol: Tersisih dari BBM Subsidi, Status Kerja Tak Pasti
Grab Siap Beri Data Mitra Pengemudinya untuk Didata Pemerintah
Rawan Konflik Kepentingan Polisi Bentuk Gugus Ketahanan Pangan
Eksplorasi Emas Putih di Nusantara, Logam Berharga yang Terbuang
Prabowo Teken Revisi UU DKJ, Ini Poin-Poin yang Berubah
Flash News
Dishub Bali Memprediksi 2,7 Juta Turis Masuk Bali saat Nataru
Warga Kolong Tol di DKJ Wajib Bayar Sewa Rusun Mulai Bulan ke-7
Respons Polri soal 6 Perwira Terlibat Kasus Sambo Naik Pangkat
Panglima TNI Angkat Letjen M. Fadjar Jadi Pangkostrad
Keluarga Korban Hadir Sidang Etik Penembak Siswa SMK di Semarang
Polisi Periksa Ibu MAS Terkait Peristiwa Pembunuhan Lebak Bulus
Eks Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Dituntut 6 Tahun 4 Bulan Penjara
PPP akan Gelar Mukernas 13-15 Desember 2024 di Ancol
Lalu Lintas selama Libur Nataru 2024/2025 Diatur Melalui SKB
Agung Laksono akan Bawa Hasil Munas PMI Tandingan ke Kemenkumham
Siti Fauziah, Perempuan Pertama Dilantik Jadi Sekjen MPR
Polisi Penembak Siswa SMK di Semarang Jalani Sidang Etik
Pemerintah akan Kembangkan Inovasi E-Budgeting & E-Procurement
Nawawi: Kebenaran LHKPN Memprihatinkan, Ada Indikasi Terima Suap
Fitroh Janji Tuntaskan Perkara Korupsi yang Disorot Masyarakat