News - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) PDIP Jawa Barat telah menunjuk Ono Surono maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat. Ono yang merupakan Ketua DPD PDIP Jawa Barat itu, menjadi satu-satunya nama didorong DPD untuk menjajal peta persaingan dalam merebutkan kursi satu di Jawa Barat.

“Jadi menurut saya memang keinginan PDIP ada kader partai yang bisa diusung yang nanti bakal jadi gubernur atau wakil gubernur,” ujar Ono dalam Podcats For Your Politics, di Kantor Redaksi Tirto, Jakarta.

Jawa Barat, selama ini dinilai jadi salah satu wilayah yang masih sulit untuk ditaklukkan PDIP. Empat kali pilkada, PDIP belum pernah menang. Dan pada Pemilihan Gubernur 2024 ini, mereka ikhtiar menargetkan kemenangan pertamanya dengan menunjuk Ono Surono.

Tapi tentu saja, peta persaingan di Jawa Barat ini tidaklah mudah. Apalagi di Jawa Barat tidak ada partai yang bisa berdiri sendiri, dan harus berkoalisi untuk bisa maju berkontestasi .Bahkan koalisi besar skala nasional pun belum tentu bisa diterapkan pada pemilihan kepala daerah.

“Kami pun akan terus melakukan komunikasi tanpa ada sekat-sekat yang terjadi di koalisi tingkat pusat,” imbuhd dia.

Meski dari DPP PDIP belum menentukan secara resmi, namun Ono menyebut dirinya telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi sejumlah permasalahan di Jawa Barat, seperti tingginya angka intoleransi, judi online, pinjaman online, hingga wacana pemekaran. Bagaimana isinya, berikut petikan wawancara Ono Surono bersama reporter Tirto, Irfan Amin.

Wansus Ono Surono

Wansus Ono Surono. (News/Andhika Krisnuwardhana)

Dalam Rakerda PDIP, nama Kang Ono disebut sebagai calon gubernur yang akan diusung oleh PDIP, ini bagaimana dinamikanya?

Sebenarnya PDIP kan kami punya mekanisme dari mulai penjaringan, penyaringan, yang pada akhirnya diputuskan oleh DPP partai. Dan kami kan telah melaksanakan penjaringan, penyaringan yang di tingkat DPD, yang pada akhirnya DPP yang akan memutuskan.

Sebenarnya bukan hanya calon gubernur yang dibahas (di rakerda), 27 kabupaten atau kota, calon bupati wali kota juga kami bahas. Dan sebelum rakerda itu kami sudah mengeluarkan surat tugas dari DPP partai ke 18 kabupaten kota. Nah sisanya mungkin minggu-minggu ini juga akan segera selesai lah.

Untuk gubernur ini kan memang unik, kami membuka pendaftaran, tapi waktu itu tidak ada yang mendaftar. Baik dari internal maupun dari eksternal. Tapi kami juga lihat kan fenomena di partai lain pun sama.

Jadi kemungkinan yang kemarin terjadi penjaringan semua partai di Jawa Barat ini agaknya tertutup gitu. Nah, sehingga kan berbagai macam dinamika terus terjadi, apalagi di Jawa Barat misalnya tidak ada satupun partai yang bisa mencalonkan sendiri kan tanpa berkoalisi, sehingga pada akhirnya kan PDIP juga mempunyai keinginan lah.

Karena kami kan empat kali Pilkada [Jawa Barat] tidak pernah menang. Jadi PDIP belum pernah punya gubernur atau wakil gubernur Jawa Barat. Nah sehingga mungkin ya teman-teman mempunyai keinginan, ada kader partai yang bisa diusung yang nanti bakal jadi gubernur atau wakil gubernur.

Sebenarnya kita fleksibel karena kondisi seperti itu.Bukannya tidak pede, jadi karena PDIP hanya 17 kursi, kita peringkat keempat, makanya fleksibel di bisa nomor satu dan bisa nomor dua.

Internal PDIP di Jawa Barat kan banyak lah, rising star-nya ada Kang Ono, ada Rieke Diah Pitaloka, ada Pak TB Hasanudin, itu juga masuk dalam proses penjaringan ini sendiri enggak? Atau sudah menyerahkan semua ke Kang Ono itu?

Jadi kalau dari personal ya, kenapa memang kemarin itu kita bahas, seperti Pak TB kan sudah [pernah maju Pilkada Jabar] 2018 berkali-kali sudah menyampaikan. Udah lah yang muda. Nah terus Rieke, Rieke juga sudah [pernah maju Pilkada Jabar] 2013, ya ngomong ke saya sih akan fokus di DPR RI.

Tapi kan kita juga tahu kan ada kewenangan DPP yang pada akhirnya. Nah mungkin selain saya, Rieke, Pak TB, saya kan perlu juga membuat radar. Makanya sempat saya munculkan misalnya beberapa nama gitu kan. Misalnya Susi Pudjiastuti, Sandiaga Uno, misalnya. Bahkan Ilham Habibi yang sudah diusung oleh Nasdem. Biar DPP juga mempunyai gambaran yang cukup jelas kan. Figur yang terbaik untuk Jawa Barat.

Di sisi lain juga kan sudah ada figur sebelumnya. Misalnya Pak Ridwan Kamil dan Pak Deddy Mulyadi yang juga ada beberapa pengurus DPP, udah lah Ridwan Kamil sama Ono Surono. Lalu ada juga Deddy Mulyadi sama Ono Surono.

Jadi memang ini masih sangat dinamis. Jadi menurut saya memang keinginan PDIP ada kader partai untuk mengisi salah satu di posisi tersebut.