News - Ketika Martin Van Buren menjadi Presiden Amerika Serikat ke-8 pada 4 Maret 1837, ia mewarisi situasi yang mengenaskan. Van Buren, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden pada masa Andrew Jackson, harus menghadapi hasil dari kebijakan yang diambil oleh pendahulunya.
Saat bulan Mei tiba, kepanikan sudah sangat jelas: cadangan mata uang kertas habis, banyak bank ditutup, investasi jatuh, dan pengangguran meningkat. Orang-orang kehilangan pekerjaan, dan masyarakat semakin frustasi. Van Buren merasa terjebak. Ia memang tidak memiliki kekuatan untuk mengubah situasi, tetapi harapan untuk pemulihan tetap ada di pundaknya.
Lahir di Kinderhook, New York, pada 5 Desember 1782 dan meninggal pada 24 Juli 1862, Van Buren punya dua julukan: “the Little Magician” dan “Old Kinderhook” yang merujuk pada kampung halaman tempat ia dilahirkan.
Pada 1840, ia mencalonkan kembali sebagai presiden dan bersaing ketat dengan William Henry Harrison. Meskipun akhirnya kalah, selama masa kampanyenya, salah satu hal yang mencuri perhatian adalah penggunaan slogan “OK” sebagai akronim dari “Old Kinderhook” dan menjadi bagian penting dari strategi komunikasinya.
Para pendukungnya memanfaatkan kata tersebut sebagai slogan kampanye yang mudah diingat dan diucapkan oleh khalayak luas. Di berbagai kota dan desa, spanduk bertuliskan “OK” terpampang di tempat-tempat strategis, sementara para orator kampanye dengan penuh semangat mengajak masyarakat untuk mendukung “Old Kinderhook”.
Para pendukung Van Buren bahkan membentuk kelompok yang disebut “OK Clubs” yang bertugas menyebarluaskan pesan kampanyenya. Sebaliknya, pendukung Harrison juga kerap menafaatkan “OK” untuk mengejek kekalahan Van Buren dan pendahulunya Andrew Jackson dengan menyebut Out of Kash, Out of Karakter, Oll Kwarreling, dan lain-lain.
“Sebaliknya, itu adalah tipuan politik, yang dimaksudkan sebagai lelucon satir tetapi dianggap serius oleh kedua belah pihak dalam pemilihan presiden tahun 1840 itu,” tulis Allan Metcalf dalam OK: The Improbable Story of America's Greatest Word (2011:57).
Penggunaan kata "OK" dalam kampanye Presiden AS meninggalkan jejak yang kuat dalam budaya populer. Kata itu terus berkembang menjadi salah satu istilah paling dikenal di dunia hingga saat ini, melampaui konteks politik dan menjadi bagian dari bahasa sehari-hari.
Terkini Lainnya
Bermula dari Sebuah Satire
Singkat dan Mudah Diingat
Artikel Terkait
Pengertian Bahasa, Fungsi Umum & Perannya dalam Masyarakat
11 Aplikasi Belajar Bahasa Inggris Terbaik
Ketahui 12 Bahasa Termudah di Dunia untuk Dipelajari dan Dicoba
Contoh Teks Biantara Bahasa Sunda Singkat Tentang Kejujuran
Populer
Gelembung eFishery Pecah: Guncangan Besar bagi Startup Indonesia
Mampus Kau Dikoyak-koyak Sepi
Polemik Potongan Aplikasi Ojol & Jalan Panjang Menuju Sejahtera
Mengupas Reputasi Buruk Telur: Nutrisi vs Kolesterol
Mengenal Ndalem Pangeran Keraton Kasunanan Surakarta
Gus Yahya Anggap Enteng Keracunan 40 Siswa usai Santap MBG
KPK akan Klarifikasi LHKPN ke Ayah Dokter Koas Lady Aurelia
Bung Towel Diancam Disiram Air Keras dan Anaknya Mau Diculik
Flash News
KKP Sudah Periksa 2 Nelayan terkait Pagar Laut di Tangerang
AHY Berdalih Belum Jadi Menteri saat HGB Pagar Laut Terbit
DPR Nilai Wacana Trump Relokasi Warga Gaza ke Indonesia Absurd
KPK akan Klarifikasi LHKPN ke Ayah Dokter Koas Lady Aurelia
KPK Menahan Bupati Situbondo Usai Terjerat Korupsi Dana PEN
BGN Ungkap Keterlibatan TNI di MBG Hanya Sementara
Puan Akui Pimpinan DPR Setuju Pembahasan RUU Minerba saat Reses
Pigai Temui Menteri PPPA Bahas Isu Perempuan dan Anak
Dua Polisi di Kuta, Bali Ditahan usai Peras Turis Asal Kolombia
Daftar Perjalanan KA Batal & Dialihkan akibat Banjir di Grobogan
Yusril Ungkap Upaya Indonesia dalam Pemulangan Hambali Eks JI
Pigai Minta Kemensos Bantu Kehidupan Korban Pelanggaran HAM
Trump Hanya Akui 2 Jenis Kelamin di AS, Tak Termasuk Transgender
Basuki Sebut Tower ASN di IKN Rampung Maret 2025
Hasil Tes Urine Anak ASN Kemhan Penabrak Pejalan Kaki di Jakbar