News - Malioboro tidak hanya dikenal sebagai area niaga yang ada di jantung Kota Yogyakarta. Namun juga sempat dikenal sebagai kawah candradimuka, tempat para sastrawan dan seniman dari penjuru wilayah Indonesia menempa diri dengan berbagai keilmuan.
Salah satu nama populer yang ikut membesarkan Malioboro sebagai tempat belajar sastra dan seni adalah Umbu Landu Paranggi, seorang seniman asal Sumba yang sempat menghabiskan waktu mengajar sastra di Malioboro. Ia menghembuskan napas terakhirnya di Bali pada 6 April 2021.
Karena peranan dia dalam menghidupkan seni dan sastra Malioboro, Umbu diberi julukan sebagai Sang Presiden Malioboro.
Dalam catatan jurnalis senior, Ashadi Siregar di blognya ashadisiregar.com (Tirto diizinkan mengutipnya), Malioboro memiliki murid-murid pada medio 1960-1970-an. Meski para murid tersebut tidak mendapat ijazah lembar sertifikat tanda belajar lainnya, tapi mereka setia dalam melakukan pembelajaran sastra hingga terbentuklah ruang belajar yang bernama Persada Studi Klub.
Ashadi menyebut Persada Studi Klub atau yang sering disebut PSK memberikan konsep pembelajaran sebebas-bebasnya bagi para murid yang datang.
“Tetapi belakangan prinsip manajemen mempersyaratkan pendidikan formal, dimulai dari sarjana muda, dan kemudian sarjana, dan ketika sarjana (S1) sudah melimpah sejumlah media pers mengutamakan lulusan S2. Kalau anak muda masa sekarang mau menuruti tapak kaki PSK ’60 – ’70, tidak pelak akan terpental dari kehidupan sosial," katanya.
Pada saat itu 'orang-orang Malioboro' dididik oleh Umbu dengan menulis. Umbu yang menjabat sebagai redaktur warta mingguan Pelopor Yogya menjadikan kantornya yang beralamatkan di Jalan Malioboro 175 A, sebagai sanggar. Dari sanggar itulah berbagai macam tulisan sastra terbit. Ada semacam persaingan antar murid agar bisa dinaikkan ke warta mingguan Pelopor Yogya.
“Pada malam hari Umbu yang mengasuh rubrik sastra di surat kabar Pelopor Yogya yang berkantor di lantai dua pertokoan Malioboro, sering singgah, nyanggong di kios itu. Dan pula, karena menggunakan percetakan yang sama, kami sering bertemu saat menunggui koran masing-masing diset dan naik cetak pada malam hari," ungkapnya.
Terkini Lainnya
Dari Kantor Pelopor Yogya ke Taman Budaya Yogyakarta
Reuni Alumni PSK
Relokasi PKL dan Malioboro Menuju Area Kapujanggan
Artikel Terkait
Pedagang Teras Malioboro 2 Minta Disbud Jogja & UPT Dievaluasi
Ricuh PKL Malioboro Sabtu Malam: Imbas Buntunya Negosiasi
Jogja Macet saat Nataru & Cermin Buruknya Transportasi Publik
Daftar Pusat Oleh-oleh di Jogja Saat Liburan Natal & Tahun Baru
Populer
Gimana sih Layanan yang Inklusif untuk Perempuan Disabilitas?
Konsistensi Ivan Ubah Limbah Kaca Jadi Karya Seni yang Mendunia
Taruna yang Lawan Pengasuh karena Ketahuan Chat Wanita Dipecat
Utak-Atik Menyunat Anggaran Pendidikan dari APBN, Biar Apa?
Kisah Kiai Cokro, Tongkat Pusaka Pangeran Diponegoro
TikToker Raup Cuan dari Panggung Live Streaming BKT Duren Sawit
ACE Hardware Pamit dari Indonesia, Pastikan Tak Ada PHK
Anggota DPRD Termuda Rizki Iskandar Dicibir karena Bolos Kuliah
Flash News
ASN dan Anggota DPRD Bogor Diduga Tipu Pedagang Warpat Puncak
Suswono Akan Temui The Jakmania Usai RK Pulang dari Kazakhstan
Heru Budi Sebut KAI Tak Responsif soal Lahan Kebakaran Manggarai
Ada Sinyal Perpanjangan, Kemenkeu Akan Evaluasi PPh UMKM 0,5%
De Gadjah-PAS Janji Bangun Stadion Internasional di Buleleng
Pramono Janji Lanjutkan Program Gubernur Lama yang Dinilai Baik
Eks Tahanan KPK Disuruh Bersihkan Rutan Bila Ogah Bayar Pungli
Pesawat Trigana Air Gagal Lepas Landas di Papua
RK-Suswono akan Beri Ruang Investor untuk Bangun Rumah Vertikal
Agenda Jokowi saat Ngantor di IKN 40 Hari Mulai 10 September
Jadwal Lengkap Voli PON 2024 Putra-Putri Live TV Mulai Kapan?
Hasil Voli Bhayangkara vs Kuwait & Update Klasemen AVC Club 2024
Prediksi Inggris vs Finlandia UNL 2024-25: Momentum Tiga Singa
Prediksi Oman vs Korsel WCQ 2026 Zona AFC: Stop Buang Poin Lagi!
Prediksi Belanda vs Jerman UNL 2024-25: Big Match di Grup 3