News - Siska Oktaviani mengaku sudah dua tahun menyisihkan pendapatannya sebagai modal untuk down payment (DP) atau uang muka membeli hunian yang laik. Wanita berusia 25 tahun itu sadar sebagai pekerja swasta di kawasan Jakarta, penghasilannya terbilang pas-pasan, tergolong masuk sebagai penerima Upah Minimum Regional (UMR).

Dengan penghasilan yang didapat, Siska mengakui bisa menyisihkan sekitar Rp1 juta per bulan secara konsisten untuk biaya beli rumah. Terlebih jika ada rezeki lebih atau tambahan, suntikan biaya pos tabungan beli rumah bisa bertambah.

"Iya enggak muluk-muluk, [beli] rumah subsidi pun sebenernya enggak masalah," ujar dia kepada Tirto saat berbincang tentang rencana keinginan beli rumah, Jumat (26/4/2024).

Target penyaluran KPR subsidi BTN

Pembangunan rumah subsidi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (4/5/2023). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.

Untuk diketahui, UMP Jakarta tahun ini ditetapkan menjadi sebesar Rp5.067.381. Nilai UMP Jakarta 2024 itu naik 3,38 persen (Rp165.583) dibandingkan UMP DKI sebelumnya. Adapun besaran UMP DKI Jakarta 2023 adalah Rp4.900.798.

Walaupun sudah memiliki modal, namun Siska belum berencana untuk membeli rumah tahun ini. Rencananya, akan membeli hunian pada 2025 mendatang. Sambil melanjutkan tabungannya yang sudah berjalan.

"Kalau survei-survei [liat rumah] beberapa kali sudah. Cuma mungkin rencana untuk DP atau belinya Insya Allah tahun depan. Sambil terus mengumpulkan," kata Siska.

Hasil survei Rumah.com pada 2021 menunjukkan, sebanyak 77 persen responden kalangan milenial lebih pilih menabung agar dapat membeli rumah dalam waktu beberapa tahun ke depan.

Sementara sebanyak 68 persen responden menyatakan prioritas pengeluaran mereka untuk membiayai keluarga. Lalu ada 61 persen responden yang memprioritaskan pengeluaran mereka untuk biaya pendidikan.

Survei dilakukan terhadap 1.078 responden dari seluruh Indonesia pada Juli-Desember 2020. Dari jumlah tersebut, 663 responden merupakan generasi milenial dengan rentang usia 22-39 tahun.