News - Nama Sendi Fardiansyah belakangan sempat menjadi buah bibir warganet. Bukan cuma karena pria kelahiran Kota Bogor ini mengumumkan niat bakal maju di pencalonan Wali Kota Bogor tahun ini, namun juga karena profesinya sebagai sekretaris pribadi Ibu Negara RI, Iriana Joko Widodo.

Sendi sudah menjadi sespri Iriana sejak 2015. Selama bekerja untuk pasangan dari Presiden Joko Widodo tersebut, Sendi mengaku sudah berkunjung ke setengah kabupaten/kota yang ada di Indonesia. Pengalamannya bekerja di lingkup Istana, tak ayal menjadi salah satu modal besarnya maju berlaga di Pilkada Kota Bogor.

Memakai kemeja kasual dengan kaos putih polos, Sendi tampil necis dan santai ketika berkunjung ke kantor Tirto. Menjadi tamu dalam siniar For Your Politics, Sendi membeberkan banyak cerita soal niatannya maju sebagai bakal calon walkot Kota Bogor.

Sejauh ini, Sendi mengaku sudah mengunjungi 500 rukun warga (RW) di Kota Bogor. Dia mendapatkan banyak aspirasi sekaligus keluhan masyarakat soal kondisi kota berjuluk kota hujan tersebut. Pria yang juga aktif berbisnis ini akhirnya memutuskan membawa jargon ‘Bogor Happy’ sebagai tagline-nya di Pilkada Kota Bogor.

Jargon ini diniatkan agar indeks kebahagiaan warga Kota Bogor lebih meroket. Sendi ingin menyelesaikan masalah ekonomi warga lewat pembukaan lapangan pekerjaan. Tak luput, ia berniat melakukan pembenahan pula di sektor pendidikan dan transportasi Kota Bogor.

“Sehingga masyarakatnya itu lebih bahagia. Nah jadi kita mengusung Bogor Happy itu kita mimpi besarnya adalah meningkatkan kebahagiaan masyarakat kota Bogor,” ungkap Sendi.

Sementara itu, Sendi tak ketinggalan membeberkan kiat politiknya saat ini. Mulai upaya penjajakannya ke sejumlah partai politik, hingga hubungannya dengan lingkar keluarga Presiden Jokowi. Lantas, seberapa besar faktor kedekatan Sendi dengan Ibu Negara dan presiden mempengaruhi langkahnya di pilkada nanti? Simak petikan wawancara Tirto dengan Sendi Fardiansyah di bawah ini:

Sedekat apa hubungan Anda dengan Ibu Negara?

Ya yang pasti saya dengan beliau hubungan profesional ya. Karena saya bekerja alhamdulillah dari 2015 sampai dengan hari ini masih dipercaya oleh beliau. Ya tentu hubungan kerja kita melaporkan baik itu surat-surat, kegiatan, dan lain sebagainya.

Karena pekerjaan dan kegiatan di istana itu sangat banyak dan rutin, ya otomatis komunikasi hampir tiap hari komunikasi dengan beliau secara langsung.

Ada obrolan dengan Ibu Iriana soal pencalonan Anda?

Dari tahun lalu, lebih kepada minta izin sih. Di Juli 2023 saya menyampaikan niatan saya bahwa ingin ikhtiar untuk maju sebagai calon wali kota Bogor.

Jadi kalau didorong oleh teman-teman itu dari masa [pandemi] Covid [tahun] 2020, cuma memantapkan hati lah kira-kira baru di Desember 2022. Kemudian saya bergerak dulu nih dengan tim, bergerak baru pada Juli itu meminta izin kepada Ibu Negara bahwa saya punya niatan maju sebagai wali kota Bogor.

Respons saat itu dari Bu Iryana dan Pak Jokowi gimana?

Pak Jokowi [saat itu] belum, waktu itu baru ke Ibu Negara, Ibu Iriana. Ya beliau hanya mendoakan, merestui silakan, silakan saja. Yang pasti tentu untuk masuk dunia politik perlu kerja keras, perlu turun ke masyarakat, ya sudah laksanakan dulu saja.

Apa yang sudah disiapkan sejak awal?

Tahun lalu karena itu pertimbangan ya kemudian sudah diskusi dengan keluarga, istikharah, terutama minta restu ke Ibu ya kan, ketika sudah diizinkan ya kita baru gaspol gitu. Cuma kan saya ini kan belum punya partai.

Kemudian apa kendaraan yang untuk bergerak di masyarakat? Akhirnya saya buat sebuah paguyuban yaitu Kawani Bogor. Nah melalui paguyuban ini kita buat berbagai acara, konsentrasinya adalah di kegiatan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Nah itu mulai tuh.

Bagaimana pola komunikasi saat ini dengan Ibu Negara?

WA, telepon gitu. Kalau pas dipanggil langsung ya berarti menghadap langsung gitu kan. Ya sekarang fleksibel dan lebih gampang ya gitu. Jadi dimanapun kita bisa komunikasi, bisa melaporkan, dan lebih cepat juga kan dibaca dan di respons dan lain sebagainya. Jadi fleksibel sih.

Dari dulu sih dari awal, dari 2015 ketika mulai bekerja. Saya sudah diberikan akses gitu kan untuk bisa WA beliau, telepon beliau, oh ya sudah bisa laporan lewat WA.

Apakah kedekatan ini jadi kesempatan untuk pansos?

Ya sekarang gini. Kalau ketika ditanya orang misalnya, Kang Sendi kerja di mana tuh, saya bilang, saya sebagai sesprinya Ibu Negara. Kira-kira tuh jujur apa bohong? Jujur. Jujur kan, ya udah gitu. Saya cuma menjelaskan itu saja.

Gue Sespri Ibu nih, lo mau ngapain? Enggak kayak gitu juga kan. Jadi itu sebagai background check aja sebenarnya. Dan boleh diperiksa lah ke lapangan gitu kan, selama saya turun ke masyarakat.

Ya saya hanya menjelaskan, saya saat ini bekerja di Istana Kepresidenan sebagai sekretaris pribadi Ibu Negara, Ibu Irina Jokowi. Enggak misalnya, oh Pak Jokowi ini sangat mendukung saya. Enggak, enggak ada kalimat-kalimat seperti itu.