News - Menteri Luar (Menlu), Retno Marsudi, menitipkan pesan terakhirnya kepada Komisi I DPR RI, agar tak meninggalkan Palestina. Pernyataan itu disampaikan Retno sekaligus pamit dengan Komisi I DPR RI. Sebab, tinggal menghitung hari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Maruf Amin akan berakhir. Otomatis jabatan Retno sebagai Menlu RI juga ikut berakhir.

"Ibu bapak, salah satu isu yang ingin saya titipkan, terutama untuk Komisi I yang akan datang adalah mengenai Palestina. Tadi pimpinan menyampaikan mengenai Palestina. Jangan tinggalkan bangsa Palestina berjuang sendirian di tengah hak-hak mereka dirampas," kata Retno dalam rapat dengar pendapat Bersama Komisi I DPR RI, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/9/2024).

Retno mengatakan, hari ini merupakan hari terakhir pertemuan antara Kementerian Luar negeri dengan Komisi I DPR RI, periode ini. Oleh karena itu, ia menitip pesan agar Komisi I DPR RI berkomitmen mendukung dan memperkuat diplomasi Indonesia di mata internasional.

"Saya sangat terhormat mendapatkan amanah dan tanggung jawab menjadi kapten diplomasi Indonesia selama 10 tahun," kata Retno.

Retno mengakui tak akan pernah lelah berkontribusi untuk Indonesia, meski masa jabatannya sebagai Menlu RI akan segera berakhir.

"Saya akan terus berusaha memberikan kebajikan bagi Indonesia dan saya yakin bapak ibu bapak juga akan melakukannya," tutur Retno.

Menurut Retno, di tengah situasi dunia yang penuh tantangan, keteguhan diperlukan agar Indonesia tetap dihormati di mata internasional. "Saya yakin ke depan Indonesia akan menjadi lebih baik untuk semua," katanya.

Usai rapat, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Sugiono, mengapresiasi kinerja Kemenlu RI yang dinakhodai Retno. Sebab, dianggap berhasil menavigasi hubungan luar negeri Indonesia

"Banyak keberhasilan-keberhasilan yang sudah beliau torehkan, dan saya kira itu kami dari Komisi I mengapresiasi lah apa yang sudah dilakukan," kata Sugiono di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis.

Waketum Partai Gerindra itu mengatakan banyak tantangan global yang mesti dihadapi pemerintahan baru ke depan. Ia menyebut tantangan itu mulai dari konflik baik secara langsung maupun tak langsung di segi politik maupun secara ekonomi.

Ia juga menyinggung krisis pangan dan air yang merupakan salah satu yang memengaruhi geopolitik dunia saat ini.

"Kemudian juga peran Indonesia dalam rangka memberikan solusi-solusi terhadap permasalahan-permasalahan internasional, global, maupun regional, dan saya kira itu tantangan buat kita karena juga secara dalam pembukaan UUD kita ingin jadi negara yang berpartisipasi dalam perdamaian dan ketertiban dunia," tutur Sugiono.