News - Temuan sejarah manusia purba dibuktikan melalui upaya penggalian fosil-fosil yang berusia ratusan hingga ribuan tahun.

Dikutip dari E-Modul Sejarah Kelas X (2020: 4), penggalian bisa menghasilkan temuan berupa sisa-sisa tumbuh-tumbuhan, hewan, dan juga manusia yang sudah membatu yang disebut fosil.

Berdasarkan penelitian paleontologi dan paloegrafi dapat diperkirakan bagaimana jenis dan ciri-ciri manusia purba melalui temuan fosil.

Menurut E-Modul Sejarah Paket C SMA (2017: 5), manusia purba adalah manusia yang hidup di zaman pra-sejarah, yakni zaman ketika manusia-manusia belum mengenal tulisan.

Temuan-temuan mengenai manusia pra-sejarah banyak diteliti oleh para ahli melalui penggalian tempat tinggal manusia purba.

Persebaran manusia purba pun cukup meluas di berbagai belahan dunia. Jejak manusia purba telah ditemukan oleh para ahli di berbagai belahan dunia, meliputi Afrika, Asia dan Eropa.

Masing-masing temuan manusia purba dari berbagai daerah tersebut menunjukkan ciri tersendiri.

Jenis Manusia Purba Afrika

Temuan fosil manusia purba di Afrika diperkirakan hidup lebih awal pada zaman pra-sejarah dan menyebar ke berbagai wilayah dibandingkan dengan hasil temuan di tempat lain.

Afrika kerap disebut juga sebagai benua hitam. Banyak ditemukan jejak awal munculnya manusia purba di Afrika.

Berbagai temuan jenis manusia purba di Afrika memiliki perbedaan masa hidup dan ciri fisiknya. Berikut merupakan jenis-jenis manusia purba yang ditemukan di benua Afrika:

1. Australopithecus Afarensis

Manusia purba Australopithecus Afarensis pertama kali ditemukan pada 1999 di lembah Aftar, oleh seorang pakar dari Etopia yang bernama Zeresenay (dalam Ratna Hapsari, 2017:141).

Penggalian tersebut menghasilkan temuan tengkorak bayi dalam bentuk sempurna. Tengkorak tersebut diyakini sebagai hominidae kecil.

Simpulan tersebut diperoleh setelah mengamati ciri fisik bahwa fosil yang ditemukan memiliki ukuran tengkorak yang masih kecil dan memiliki kening serta gigi yang lembut.

Hipotesis ini semakin kuat setelah ditemukan tulang iga yang kecil, tulang belakang yang berlubang, serangkaian gigi susu, gigi dewasa.

Hal menarik dari penggalian ini adalah ditemukan juga tulang hyoid yang memiliki fungsi penting terhadap kemampuan berbicara.

2. Australopithecus Africanus

Australopithecus Africanus dapat diartikan kera dari Afrika Selatan. Penemuan ini berlangsung pada tahun 1924 oleh Raymond Dart.

Ia menemukan pecahan tengkorak dan rahang bagian bawah manusia purba di sebuah pertambangan kapur di Tanjung Harapan (Botswana).

Temuan yang mirip kera ini dimungkinkan hidup sekitar 3 hingga 2 juta tahun lalu.

Australopithecus Africanus memiliki ciri tinggi 1,5 meter dan mampu berdiri menggunakan dua kaki, memiliki volume otak antara 450-600 cc.

Manusia purba ini juga diperkirakan hidup secara nomaden dan banyak hidup di hutan-hutan lembab Afrika

3. Ardipithecus Ramidus

Fosil jenis manusia purba ini ditemukan pada 1994 oleh Ehite dkk di Afrika Timur. Mulanya temuan ini dimasukkan dalam genus genus Australopithecus dengan sebutan Ramidus.

Namun White dkk, menempatkan temuan Ehite dalam genus baru, yakni Ardipithecus Ramidus.

Alasan penempatan ini disebabkan Ramidus memiliki perbedaan yang sangat besar dengan semua kelompok Australopithecus.

Ardipithecus Ramidus mengonsumsi buah daun dan juga biji-bijian. Ardipithecus Ramidus memiliki ciri-ciri, berikut:

  • Posisi foramen magnum yang ada di depan tengkorak bagian bawah;
  • Gigi seri paling atas relatif lebih kecil daripada gigi bagian belakang;
  • Gigi taring bagian bawah dan atas relatif lebih besar;
  • Ukuran tubuhnya rata-rata lebih kecil daripada ukuran tubuh Australopithecus Afarensis.
4. Australopithecus Robustus

Manusia purba ini ditemukan oleh Robinson dan Robert Broom (dalam Ratna Hapsari, 2017:141). Jenis satu ini memiliki postur tubuh yang lebih besar dan dinamakan Australopithecus Robustus.

Makhluk tersebut hidup 2 hingga 1,5 juta tahun yang lalu. Ciri-ciri Australopithecus Robustus, yakni memiliki tulang rahang dan gigi yang kuat, wajah datar, tulang alis, dan volume otaknya 525 cc.

Selain itu, ditemukan pula Australopithecus Boisei yang mempunyai ciri mirip Australopithecus Robustus. Menurut para ahli kemungkinan berasal dari jenis yang sama tetapi ditemukan ditempat yang berbeda.

5. Homo Rhodesiensis atau Homo Africanus

Manusia purba ini merupakan spesies hominid yang dideskripsikan dari fosil manusia Rhodesian.

Sisa fosil mereka berusia 300.000-125.000 tahun yang lalu pada zaman Pleistosen. Penemuan ini diungkapkan oleh Tom Zwiglaar di Rhodesia Utara pada tahun 1021.

Ciri-ciri Homo Rhodesiensis, yakni volume otaknya 435-530cm3, gigi geraham depan bagian bawah mempunyai dua puncak, tangannya relatif panjang, dan tulang jarinya agak melengkung.

Homo Rhodesiensis diperkirakan memiliki cara berpakaian, peralatan berburu serta bekerja lumayan maju.

Homo Rhodesiensis merupakan nenek moyang bangsa Afrika dari ras Negroid Hidup pada 300.000-125.000 lalu, diperkirakan mempunyai karakteristik kehidupan lebih maju dibandingkan Australopithecus Africanus.