News - Suara miring kian berembus mendesak kejelasan program makan siang gratis yang digagas pasangan calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Salah satu masalahnya, muncul wacana program ini akan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Lain itu, belum resmi menjadi pemenang Pemilu 2024, program Prabowo-Gibran ini sudah disimulasikan oleh pemerintah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Airlangga Hartarto, yang langsung melakukan uji coba program makan siang gratis tersebut.

Dalam uji coba yang dilakukan pekan lalu, disebut bahwa program makan siang gratis tidak akan mencaplok APBN, namun memakai anggaran dana BOS.

Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, meminta pemerintah tidak gegabah dalam mengimplementasi program ini.

Ubaid heran mengapa pemerintah mengkaji program Prabowo-Gibran secepat ini. Dia menilai tujuan program makan siang gratis belum jelas.

“Ini program sebenarnya tujuannya apa? Beragam kabar yang masih simpang-siur yang diterima masyarakat. Ada yang bilang untuk pencegahan stunting, pemenuhan gizi, tambahan makan siang, dan lain sebagainya. Jika untuk pencegahan stunting, jelas program ini tidak ada manfaatnya,” ujar Ubaid dalam keterangannya kepada Tirto, Senin (4/3/2024).

Kalau untuk pemenuhan gizi, kata Ubaid, apa artinya program makan siang ini jika anak-anak berangkat sekolah dengan perut kosong tidak sarapan, namun malam sebelumnya sudah makan mie atau kudapan yang tidak memenuhi standar gizi lainnya.

Terlebih, jika program makan siang gratis dipaksakan menggunakan dana BOS, tentu akan berimbas pada biaya sektor pendidikan yang semakin mahal.

“Akibatnya, tarif biaya pendidikan kian mahal dan tak terjangkau. Banyak masyarakat menjerit soal biaya pendidikan dan belum terlaksananya program wajib belajar 12 tahun secara bebas biaya,” ungkap dia.