News - Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan pemerintah tidak akan memberi toleransi gerakan yang mengganggu ideologi bernegara di Indonesia. Namun pemerintah tetap akan memperhatikan hak publik akibat kehadiran kelompok Khilafatul Muslimin.
Hal tersebut merespons soal kemunculan puluhan sekolah yang berafiliasi dengan organisasi Khilafatul Muslimin.
"Kan sudah ditindak oleh polisi. Kita sudah koordinasi. Pokoknya tidak boleh ada gerakan-gerakan yang mengancam terhadap ideologi, tapi kita juga harus memperhatikan hak asasi manusia," kata Mahfud usai rapat di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/6/2022).
Sebelumnya, kepolisian menelusuri ada sekitar 30 sekolah yang terafiliasi dengan kelompok Khilafatul Muslimin. Kelompok ini menjadi sorotan karena menyebarkan ajaran kekhilafahan kepada masyarakat.
Mahfud menyinggung soal posisi Indonesia yang kerap disorot dunia internasional dari sisi HAM berdasarkan ujaran kelompok tertentu. Ia mengaku bertemu dengan pihak PBB, tetapi mendapat informasi bahwa tidak ada catatan spesifik dari PBB kepada pemerintah Indonesia. Di sisi lain, ia menceritakan bahwa ada 41 negara yang disorot PBB, tetapi tidak masuk Indonesia.
Oleh karena itu, Mahfud memastikan pemerintah memastikan akan menindak Khilafatul Muslimin yang mengganggu ideologi negara, tetapi tetap melindungi hak asasi warga.
"Jadi ya biasa saja termasuk Khilafatul Muslimin kita sikat kalau dia mengancam ideologi tapi kita juga memperhatikan hak asasi manusia karena itu juga menjadi tugas negara, melindungi hak asasi manusia," kata Mahfud.
Terkini Lainnya
Artikel Terkait
Budi Gunawan: Perputaran Judol Capai Rp900 T, Libatkan TNI/Polri
Puan Sebut Megawati Restui Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo
Pemerintah Bangun 3 Pusat Data Nasional, 1 Beroperasi di 2026
Hadi soal Angkatan Siber: Pertahanan Kini Bukan Lagi Soal Tank
Populer
Fenomena Gaya Hidup Slow Living di Tengah Ketidakpastian Ekonomi
Pilkada Dianggap Mahal, Prabowo Ingin Kepala Daerah Dipilih DPRD
Masa Depan Bisnis Teknologi Asia Tenggara di Genggaman Vietnam
Beda Hasil Dukungan Jokowi di Solo: Respati Menang, Lutfhi Kalah
Komnas Perempuan: Pinjol Pemicu Baru Terjadinya Kasus Femisida
Hujan Pungutan di 2025: Kredit Terancam, Rakyat Makan Tabungan
Menguak Jaring Gelap Judol: Antara Korban, Algoritma, & Harapan
Bias Publik dan Suara Korban KDRT di Kalangan Selebritas
Flash News
Prabowo Kumpulkan Menteri di Istana, Bahas soal Warga Binaan
KPK Jadwalkan Ulang Pemeriksaan terhadap Yasonna Laoly
Gibran Ingin Fatayat NU Jadi Tempat Berlindung Nyaman Perempuan
Polisi Selidiki Penyebab Ledakan Mesin Pompa SPBU di Jaktim
Yusril: Di KUHP Baru, Pengguna Narkotika Direhab Tidak Dipidana
Pilkada Dianggap Mahal, Prabowo Ingin Kepala Daerah Dipilih DPRD
Prabowo: Di Setiap Parpol Pasti Ada Perkubuan, termasuk Gerindra
Prabowo di HUT Golkar: Nyaman Ada Mbak Puan Jadi Check & Balance
Bahlil Ingin Kader Golkar Tiru Kegigihan Prabowo
Bahlil Ungkap Ketum Golkar Belum Tentu Bisa Jadi Presiden
Kejari Semarang Tahan Tersangka Penyelundupan Miras dari Cina
Laporan Kinerja Dewas KPK: 109 Insan KPK Kena Sanksi Etik
Curhat Dewas Pusing Tangani Pelanggaran Etik Pimpinan KPK
Hakim Ini Dissenting Opinion, Sebut Ronald Tannur Tak Bunuh Dini
Pramono: Korban Kebakaran Kemayoran Ingin Hunian Lebih Layak