News - Taksonomi Marzano adalah kerangka kerja yang digunakan dalam pendidikan untuk mengklasifikasikan dan mengorganisasikan proses pembelajaran ke dalam beberapa tingkatan yang berbeda.

Taksonomi Marzano dikembangkan oleh Robert J. Marzano dan rekan-rekannya. Dalam Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2014, dijelaskan bahwa Taksonomi Marzano membagi proses pembelajaran menjadi 6 tingkatan yang berbeda. Masing-masing tingkatan pada Taksonomi Marzano menggambarkan pemahaman dan penguasaan yang semakin kompleks dari materi pembelajaran.

Istilah taksonomi berasal dari gabungan 2 kata bahasa Yunani, "tassein" yang berarti mengelompokkan, dan "nomos" yang artinya aturan. Taksonomi adalah proses pengelompokan sejumlah objek atau konsep berdasarkan hierarki tertentu. Di taksonomi, tingkatan yang tinggi cenderung bersifat umum dan yang lebih rendah bersifat spesifik.

Maka dari itu, level taksonomi Marzano yang tertinggi adalah sistem diri, yakni kemampuan seseorang dalam mengendalikan dan meningkatkan motivasinya dalam belajar.

6 Level Taksonomi Marzano

Taksonomi Marzano membedakan antara 2 domain utama. Keduanya ialah domain proses pembelajaran dan domain pengetahuan. Kedua domain tersebut terdiri dari enam tingkatan yang mencakup berbagai aspek berpikir dan pemecahan masalah.

Pada dasarnya, Taksonomi Marzano menambahkan dimensi lebih mendalam di taksonomi pembelajaran. Taksonomi Marzano menekankan proses-proses yang terlibat dalam memahami maupun menggunakan pengetahuan serta pengaturan diri dalam pembelajaran.

Terdapat 6 level Taksonomi Marzano yang menggambarkan tahapan yang kompleks dalam setiap proses pembelajaran.

Berikut penjelasan 6 level Taksonomi Marzano yang terendah hingga tertinggi:

1. Ingatan

Tingkat pertama dalam Taksonomi Marzano adalah mengenali dan mengingat kembali atau retrieval. Di level ini, mengingat kembali informasi dilakukan dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum.

Level ingatan mencakup proses pengenalan, mengingat kembali, dan melaksanakan pengetahuan yang umumnya ditemui dalam proses pembelajaran. Ini sejalan dengan level pengetahuan dalam taksonomi Bloom.

2. Pemahaman

Di level pemahaman, fokus pembelajaran adalah pada integrasi dan pembuatan simbol. Ini mirip dengan level pemahaman dalam taksonomi Bloom. Namun, di taksonomi Marzano, terdapat penambahan proses yang melambangkan pengetahuan. Selain itu, di level taksonomi Marzano ini, proses mengintegrasikan dan simbolisasi menjadi 2 proses yang saling terkait.

3. Analisis

Level analisis melibatkan pemahaman yang lebih mendalam, termasuk membuat kesimpulan dari materi pembelajaran. Maksud dari analisis di level Taksonomi Marzano ini adalah kemampuan mengeneralisasi informasi baru yang belum diproses oleh seorang dalam kegiatan pembelajaran.

Terdapat lima jenis proses analisis dalam konsep Taksonomi Marzano. Kelima proses analisis itu adalah mencocokkan, mengklasifikasikan, menganalisis kesalahan, membuat generalisasi (menyamaratakan), dan menspesifikasikan. Beberapa di antaranya sejalan dengan konsep dalam taksonomi Bloom, yakni analisis dan sintesis.

4. Penggunaan pengetahuan

Di level penggunaan pengetahuan, hasil pembelajaran menjadi bekal untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Sering kali penugasan diberikan dalam konteks tugas otentik.

Pemanfaatan pengetahuan terjadi saat seseorang mengerjakan suatu tugas. Proses tersebut melibatkan 4 kategori umum, yakni pengambilan keputusan, pemecahan masalah, percobaan, dan penyelidikan. 4 hal itu berkaitan erat dengan level sintesis dalam taksonomi Bloom.

5. Sistem metakognitif (metakognisi)

Sistem metakognisi berguna untuk memantau, mengevaluasi, dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya. Ada 4 fungsi metakognisi, yaitu menetapkan tujuan, memantau proses, memastikan kejelasan, dan memantau ketepatan.

Level sistem metakognitif berfokus pada pemantauan dan pengaturan diri dalam proses pembelajaran. Level ini mencakup perencanaan tujuan belajar, memonitor proses belajar, serta memantau kejelasan dan keakuratan pengetahuan yang dipelajari.

6. Sistem diri

Dalam Taksonomi Marzano, level sistem diri terkait sikap, keyakinan, dan perilaku untuk mengendalikan motivasi belajar. Sistem diri melibatkan motivasi belajar, efikasi diri, respons emosional, dan kebutuhan belajar.

Level sistem diri akan memastikan seseorang bersedia mengerjakan suatu tugas atau tidak. Terdapat 4 jenis sistem diri, yaitu memeriksa kepentingan dalam belajar, memeriksa keberhasilan proses belajar, memeriksa respons emosional dalam belajar, dan memeriksa motivasi belajar.

Level Taksonomi Marzano yang Tertinggi

Level Taksonomi Marzano yang tertinggi adalah sistem diri. Menukil Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi Tahun 2014, fokuslevel ini adalah pada sikap, keyakinan, dan perilaku yang mengendalikan motivasi belajar setiap individu peserta didik.

Level tertinggi dalam Taksonomi Marzano tersebut melibatkan pemahaman diri yang mendalam terhadap bagaimana individu mengatur dan mengelola motivasi. Selain itu, pada level ini juga mencakup indikator bagaimana seseorang merespons secara emosional terhadap proses pembelajaran.